keboncinta.com --- Surah Al-Isra ayat 1 menjadi salah satu ayat paling agung dalam Al-Qur’an. Ayat ini mengabadikan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW, yaitu perjalanan malam yang penuh mukjizat dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsha di Palestina, kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Allah SWT berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
"Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1)
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada masa yang sangat berat bagi Rasulullah SAW. Tahun itu dikenal sebagai ‘Amul Huzni (tahun kesedihan), setelah wafatnya paman Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah RA.
Menurut KH. Muhammad Sholikhin dalam Berlabuh di Sidratul Muntaha, Isra’ Mi’raj menjadi hiburan ilahi dan penguat hati bagi Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda kasih sayang Allah SWT kepada hamba pilihan-Nya.
Baca juga : Begini Cara Mengganti Salat yang Tak Terhitung Jumlahnya Menurut Ulama
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menegaskan bahwa penggunaan kalimat tasbih menunjukkan peristiwa Isra’ Mi’raj bukanlah sesuatu yang mustahil, tetapi bagian dari kekuasaan Allah SWT. Sama seperti Allah membelah laut untuk Nabi Musa AS dan mengaruniakan kelahiran Nabi Isa AS tanpa ayah, begitu pula perjalanan malam Rasulullah SAW adalah mukjizat nyata.
Penyebutan Nabi Muhammad SAW sebagai hamba-Nya menunjukkan kemuliaan seorang hamba yang tunduk sepenuhnya kepada Rabb-nya. Ibn Kathir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azim menekankan bahwa derajat tertinggi manusia adalah menjadi hamba Allah yang taat.
Al-Qur’an menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha diberkahi sekelilingnya. Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, keberkahan itu datang dari banyaknya nabi yang diutus di kawasan tersebut dan limpahan wahyu yang pernah diturunkan di tanah suci Palestina.
Baca juga : 8 Jalan Rezeki dalam Al-Qur’an yang Bisa Diamalkan Sehari-hari
Hadis-hadis sahih menerangkan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-11 kenabian. Rasulullah SAW berangkat dari rumah Ummu Hani’ di Makkah, lalu diperjalankan ke Masjid Al-Aqsha dengan Buraq, hewan tunggangan dari surga.
Di Masjid Al-Aqsha, beliau menjadi imam shalat bagi para nabi. Setelah itu, Rasulullah SAW dimi’rajkan ke langit, bertemu dengan para nabi: Adam AS, Isa AS, Yahya AS, Yusuf AS, Idris AS, Harun AS, Musa AS, dan Ibrahim AS.
Puncaknya adalah sampai ke Sidratul Muntaha, tempat paling tinggi yang hanya bisa dicapai oleh Nabi SAW, di mana beliau menerima perintah shalat. Awalnya 50 waktu, lalu diringankan menjadi 5 waktu dengan pahala 50 kali lipat.