keboncinta.com --- Rezeki adalah ketentuan Allah SWT yang telah ditetapkan untuk setiap makhluk-Nya. Namun, manusia tetap dituntut untuk berusaha menjemput rezeki tersebut dengan cara yang halal. Imam Al-Ghazali dalam Minhājul ‘Ābidīn menjelaskan bahwa rezeki terbagi menjadi empat:
Rezeki yang dijamin – pasti diberikan kepada setiap makhluk.
Rezeki yang dibagi – sesuai kadar yang ditentukan.
Rezeki yang diukur – datang dalam takaran tertentu.
Rezeki yang dijanjikan – diperoleh jika manusia menjemputnya dengan usaha dan doa.
Al-Qur’an memberikan pedoman jelas mengenai delapan pintu rezeki yang bisa diamalkan agar hidup berkah.
Allah SWT menegaskan bahwa anak adalah amanah sekaligus pintu rezeki.
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq(in), naḥnu narzuquhum wa iyyākum, inna qatlahum kāna khiṭ’an kabīrā(n).
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar.” (QS Al-Isra: 31)
📌 Tafsir Ibnu Katsir: ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT sudah menjamin rezeki anak-anak dan orang tuanya. Oleh karena itu, anak bukanlah beban, melainkan sumber keberkahan dalam keluarga.
Rezeki tidak datang hanya dengan berdiam diri, tetapi melalui usaha.
وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Wa al laisa lil-insāni illā mā sa'ā.
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya.” (QS An-Najm: 39)
📌 Menurut Tafsir Al-Muyassar: ayat ini menegaskan bahwa pahala dan rezeki hanya akan diperoleh sesuai kadar usaha dan amal manusia. Karenanya, kerja keras adalah syarat mutlak menjemput rezeki halal.
Sedekah tidak mengurangi harta, justru melipatgandakan rezeki.
مَّن ذَا الَّذِىْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗ وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُۙ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ٢٤٥
“Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah, maka Allah akan melipatgandakan balasan kepadanya berlipat ganda.” (QS Al-Baqarah: 245)
📌 Hadis Nabi SAW:
“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR Muslim)
Semua makhluk di bumi sudah dijamin rezekinya.
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā…
“Tidak ada satu makhluk pun yang berjalan di muka bumi melainkan Allah telah menjamin rezekinya.” (QS Hud: 6)
📌 Tafsir Ibnu Katsir: ayat ini mengajarkan agar tidak berputus asa dalam mencari rezeki, sebab Allah yang menanggung kebutuhan setiap makhluk.
Syukur menjadi magnet rezeki dan nikmat.
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
La’in syakartum la’azīdannakum wa la’in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah (nikmat) kepadamu. Jika kamu kufur, maka azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
📌 Imam Qatadah dalam Tafsir Ath-Thabari: syukur bukan hanya ucapan, tetapi menggunakan nikmat untuk ketaatan. Dengan itu, Allah bukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka.
Pernikahan membuka pintu rezeki bagi pasangan.
وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ… اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ
“Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang… Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (QS An-Nur: 32)
📌 Tafsir Ibnu Katsir: ayat ini menjadi dalil bahwa pernikahan adalah jalan datangnya rezeki, sebab Allah-lah yang menjamin kecukupan pasangan suami istri.
Istighfar mendatangkan hujan, keberkahan, dan keturunan.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ١٠ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ ١١ وَيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًا ١٢
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan deras dari langit, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta memberikan kebun-kebun dan sungai-sungai.” (QS Nuh: 10–12)
📌 Imam Hasan Al-Bashri berkata: “Perbanyaklah istighfar, karena ia adalah kunci datangnya rezeki dan keberkahan hidup.”
Rezeki sering datang dari arah tak terduga.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ
“Dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya.” (QS At-Talaq: 3)
📌 Tafsir Ibnu Katsir: siapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah dengan penuh tawakal, maka Allah cukupkan kebutuhannya tanpa harus bergantung pada manusia.
Selain delapan pintu rezeki di atas, sejumlah amalan lain juga menjadi sebab datangnya keberkahan, antara lain:
Memperbanyak istighfar dan taubat.
Menjaga ketakwaan kepada Allah SWT.
Menyempurnakan ibadah wajib dan sunnah.
Menunaikan haji dan umrah.
Menyambung silaturahim.
Menginfakkan harta di jalan Allah.
Memberi nafkah kepada para penuntut ilmu.
Membantu kaum lemah dan dhuafa.
Berhijrah di jalan Allah SWT.
📌 Hadis Nabi SAW:
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim.” (HR Bukhari dan Muslim)
Rezeki tidak hanya ditentukan oleh kerja keras, tetapi juga oleh ketaatan, doa, dan keyakinan pada janji Allah. Dengan mengamalkan delapan pintu rezeki menurut Al-Qur’an dan sunnah, insyaAllah rezeki yang diperoleh bukan hanya banyak, tetapi juga penuh keberkahan.