Sejarah
Vini Dwi Jayati

22 Oktober: Saat Santri Menulis Sejarah Perjuangan Bangsa

22 Oktober: Saat Santri Menulis Sejarah Perjuangan Bangsa

12 Oktober 2025 | 14:58

Keboncinta.com--   Tanggal 22 Oktober bukan sekadar hari biasa dalam kalender nasional. Hari itu dikenang sebagai Hari Santri Nasional, momentum bersejarah yang menegaskan peran besar kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di balik ketenangan pesantren dan lantunan doa, tersimpan kisah heroik tentang keberanian, semangat jihad, dan cinta tanah air yang membara.

Asal-usul Hari Santri bermula dari peristiwa penting pada 22 Oktober 1945, ketika KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), mengeluarkan Resolusi Jihad di Surabaya. Seruan itu bukan sembarang fatwa — ia menjadi panggilan suci bagi umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajahan yang ingin kembali. Dalam resolusi itu, para santri, kiai, dan umat Islam diwajibkan berjuang melawan pasukan kolonial yang hendak merebut kembali negeri ini.

Resolusi Jihad tersebut membangkitkan semangat rakyat di seluruh pelosok negeri. Dari pesantren-pesantren, para santri turun ke medan laga, bergabung dengan pejuang lain tanpa takut mati. Mereka berjuang dengan semangat keikhlasan, bukan untuk kekuasaan, tapi demi menjaga harga diri bangsa dan martabat agama. Pertempuran 10 November di Surabaya pun tak lepas dari kobaran semangat yang lahir dari Resolusi Jihad itu.

Kini, 22 Oktober menjadi pengingat bahwa perjuangan santri bukan hanya milik masa lalu. Di era modern, “jihad” santri bergeser ke medan yang berbeda — melawan kebodohan, kemiskinan, dan arus globalisasi yang menggerus nilai moral bangsa. Santri zaman kini berjuang dengan pena, gagasan, dan akhlak mulia, melanjutkan estafet perjuangan para pendahulu.

Hari Santri bukan hanya seremoni tahunan, melainkan momentum untuk meneguhkan jati diri: bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. Melalui semangat 22 Oktober, santri telah menulis bab penting dalam sejarah bangsa — dan akan terus menulisnya, dengan tinta perjuangan dan cahaya ilmu.

Contributor: Tegar Bagus Pribadi

Tags:
Sejarah pesantren hari santri nasional

Komentar Pengguna