Keboncinta.com-- Sektor industri gim Indonesia sedang mengalami perkembangan pesat. Indonesia menegaskan posisinya sebagai kekuatan baru di industri gim dunia melalui ajang Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025 yang digelar di The Stones Hotel, Bali.
Kegiatan tahunan ini mempertemukan ratusan pengembang gim lokal dengan penerbit, investor, dan media internasional, serta mencatat potensi kemitraan bisnis global senilai 75 juta dolar AS sejak pertama kali diselenggarakan pada 2021.
Untuk taahun 2025, IGDX mengusung tema “Accelerating Southeast Asia’s Creative Power”, mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara dan dorongan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri gim di wilayah Asia Tenggara.
Baca Juga: Stafsus Menag Harap Pimpinan PTKN untuk Perkuat Citra Kampus melalui Konten Edukatif
“Hari ini, kita tidak hanya menyelenggarakan konferensi, tetapi juga menegaskan kembali keyakinan bersama bahwa Indonesia dan Asia Tenggara telah menjadi pusat baru inovasi kreatif dan digital global,” ungkap Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara IGDX Conference 2025, Sabtu (11/10/2025).
Diketahui, sejak 2021 hingga 2024, program IGDX telah memfasilitasi lebih dari 3.500 pertemuan bisnis antara pengembang lokal dan mitra industri global.
Rangkaian program seperti IGDX Bootcamp, IGDX Academy, IGDX Career, IGDX Business, dan IGDX Conference menjadi wadah pembelajaran, kolaborasi, serta jembatan bagi kreator muda Indonesia untuk menembus pasar dunia.
“IGDX membangun ekosistem lengkap yang melibatkan semua pelaku industri gim dari berbagai latar belakang,” kata Meutya.
Kontribusi industri gim terhadap perekonomian nasional juga semakin nyata.
Saat ini, sektor ini menyumbang sekitar Rp71 triliun per tahun dan didukung oleh lebih dari 2.000 pengembang dan penerbit aktif di berbagai daerah di Indonesia.
"Pencapaian ini tak lepas dari semangat gotong royong yang membentuk ekosistem digital Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa industri gim kini telah menjadi penggerak utama ekonomi kreatif digital nasional,” ujar Meutya.
Baca Juga: Percikan dari Sarajevo: Awal Penyebab Terjadinya Tragedi Besar Perang Dunia Pertama
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Digital, Indonesia kini menempati peringkat keempat dunia dengan lebih dari 154 juta pemain gim, atau sekitar 40 persen dari total pemain di Asia Tenggara.
Angka ini menegaskan posisi Indonesia bukan hanya sebagai pasar besar, tetapi juga sebagai produsen konten digital yang tumbuh pesat.
Sejak pertama kali digelar pada 2019, IGDX berkembang menjadi salah satu program akselerasi industri gim paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas, IGDX memperkuat peran talenta lokal sebagai motor utama ekonomi kreatif Indonesia.
“Dari Bali, kita kirimkan pesan kepada dunia bahwa inilah saatnya Asia Tenggara bangkit sebagai kekuatan kreatif global. IGDX adalah bukti nyata bahwa kolaborasi bisa menjadikan Indonesia pemimpin di industri gim,” tutur Meutya.
IGDX 2025 yang berlangsung pada 9–11 Oktober 2025 juga menampilkan pameran karya pengembang gim lokal, pelaku industri kreatif digital, komunitas, perguruan tinggi, serta mitra dari negara sahabat.
Tak hanya itu, berbagai forum diskusi dan sesi bisnis digelar untuk memperkuat koneksi antara pelaku industri nasional dan dunia.***