Keboncinta.com-- Lembaga pendidikan pesantren mempunyai peran besar dan peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dalam Press Conference Road to Hari Santri 2025 di Jakarta, Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ismail Cawidu, menegaskan peran penting pesantren dalam mengakselerasi wisata religi dan mengisi ruang publik di masa depan.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Amin Suyitno beserta jajarannya, serta Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Tobib Al-Asyhar.
Dikatakan Ismalil Cawidu, ada sejumlah kegiatan menuju puncak peringatan Hari Santri 2025, salah satunya adalah Musabaqah Qiraatul Kutub Internasional (MQKI) untuk empat aspek keterampilan membaca kitab kuning, yaitu: cara membaca, memahami, menerjemahkan, dan mengartikulasikan makna.
Kegiatan tersebut merupakan gelaran perdana untuk level internasional dan akan diikuti dari 10 negara, terutama kawasan ASEAN. Kehadiran peserta internasional diharapkan dapat meneguhkan kualitas santri Indonesia di kancah global sekaligus mempererat jejaring antar-pesantren.
MQKI 2025 tidak diselenggarakan di Pulau Jawa, melainkan di Wajo, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan daerah tersebut sebagai kawasan wisata religi.
“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tapi juga pusat peradaban. Melalui Hari Santri, kita ingin menegaskan bahwa pesantren mampu menjadi motor penggerak wisata religi dan pilar penting pembangunan bangsa,” terang Ismail.
Sebagai informasi, keberadaan pesantren memiliki landasan hukum yang kuat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Maka dari itu, pesantren mempunyai peran penting dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.***