Teknologi
M. Fadhli Dzil Ikram

OpenAI Alihkan Percakapan Sensitif ke GPT-5 dan Siapkan Fitur Kontrol Orang Tua

OpenAI Alihkan Percakapan Sensitif ke GPT-5 dan Siapkan Fitur Kontrol Orang Tua

06 September 2025 | 14:34

keboncinta.com --- OpenAI mengumumkan langkah baru dalam meningkatkan keamanan pengguna ChatGPT. Perusahaan berencana mengalihkan percakapan sensitif ke model penalaran GPT-5 serta menghadirkan fitur kontrol orang tua dalam waktu sebulan mendatang.

Dalam pernyataan resminya, OpenAI menjelaskan bahwa mereka telah memperkenalkan sistem router real-time. Teknologi ini memungkinkan pemilihan otomatis antara model percakapan cepat dan model penalaran mendalam sesuai konteks.

“Dalam waktu dekat, kami akan mulai mengalihkan percakapan sensitif seperti ketika sistem mendeteksi tanda-tanda tekanan akut ke model penalaran seperti GPT-5, agar mampu memberikan respons yang lebih bermanfaat,” tulis OpenAI dalam pernyataannya yang dikutip dari TechCrunch.


🤖 GPT-5 Lebih Tahan Manipulasi

Model GPT-5 dan o3 dirancang agar mampu menalar lebih lama sebelum menjawab, sehingga dinilai lebih kuat dalam menghadapi upaya manipulasi percakapan.

Langkah ini diambil setelah banyak kritik bahwa model generatif cenderung hanya memvalidasi pernyataan pengguna dan mengikuti arus percakapan berdasarkan prediksi kata berikutnya, tanpa mempertimbangkan dampak psikologis dari konten yang dibicarakan.


👨‍👩‍👧 Fitur Kontrol Orang Tua untuk Akun Remaja

Selain GPT-5, OpenAI juga akan menghadirkan kontrol orang tua. Fitur ini memungkinkan akun orang tua ditautkan ke akun remaja melalui undangan email.

Dengan fitur ini, aturan perilaku model akan disesuaikan secara otomatis berdasarkan usia, termasuk:

  • Pembatasan riwayat percakapan.

  • Penghapusan atau pembatasan memori.

  • Notifikasi ketika sistem mendeteksi remaja berada dalam tekanan akut.

Para pakar menilai hal ini penting, karena riwayat percakapan dapat memicu masalah serius seperti delusi, ketergantungan, hingga penguatan pola pikir berbahaya.


⚠️ Kasus yang Memicu Keputusan OpenAI

Langkah ini diambil setelah kasus tragis yang menimpa Adam Raine, seorang remaja yang melakukan bunuh diri usai berdiskusi dengan ChatGPT mengenai cara mengakhiri hidup. Orang tua Raine kini menggugat OpenAI dengan tuduhan kematian tidak wajar.

Kasus ekstrem lain adalah Stein-Erik Soelberg, penderita gangguan mental asal Norwegia. Menurut laporan The Wall Street Journal, ia menggunakan ChatGPT untuk memperkuat paranoidanya tentang teori konspirasi hingga akhirnya membunuh ibunya sebelum bunuh diri bulan lalu.


🌍 Inisiatif 120 Hari OpenAI

Sebagai respons, OpenAI meluncurkan “inisiatif 120 hari” yang fokus pada peningkatan keamanan. Perusahaan juga menggandeng pakar dari:

  • Global Physician Network

  • Expert Council on Well-Being and AI

Tujuannya untuk menyusun indikator kesejahteraan, merancang prioritas, serta mengembangkan perlindungan bagi pengguna, khususnya remaja.


💬 Kritik dari Kuasa Hukum Keluarga Raine

Meski begitu, langkah OpenAI masih dianggap kurang memadai. Jay Edelson, kuasa hukum keluarga Raine, menilai respons perusahaan hanya sebatas pencitraan.

“OpenAI tidak perlu panel ahli untuk mengetahui bahwa ChatGPT 4o berbahaya. Mereka sudah tahu sejak hari pertama produk itu diluncurkan. Sam Altman seharusnya tidak bersembunyi di balik tim PR. Dia harus tegas menyatakan bahwa ChatGPT aman, atau segera menariknya dari pasar,” ujarnya.


✅ Kesimpulan

Dengan pengalihan percakapan sensitif ke GPT-5 dan hadirnya kontrol orang tua, OpenAI berusaha memperbaiki kelemahan keamanan yang selama ini dikritik. Namun, para pakar menilai tantangan terbesar ada pada implementasi nyata di lapangan — mulai dari deteksi real-time hingga aturan pembatasan yang benar-benar efektif bagi remaja.

Tags:
teknologi

Komentar Pengguna