Sejarah
Rahman Abdullah

Mengenal Tentara Jenisari, Pasukan Khusus Kesultanan Utsmani yang Disegani dalam Sejarah Militer Dunia

Mengenal Tentara Jenisari, Pasukan Khusus Kesultanan Utsmani yang Disegani dalam Sejarah Militer Dunia

17 September 2025 | 07:28

Keboncinta.com-- Sejarah peradaban umat Islam terdahulu banyak mengisahkan cerita kejayaan. Salah satunya dalam sejarah militer Islam, terutama pada masa kegemilangan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman Empire), nama Jenisari atau Janissary dikenal sebagai pasukan elit yang sangat disiplin, terlatih, dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.

Mereka bukan sekadar tentara biasa, tapi simbol kekuatan dan ketangguhan militer Turki Utsmani selama berabad-abad yang disegani dunia. Kata Janissary berasal dari bahasa Turki Utsmani "Yeniçeri", yang berarti prajurit baru (“yeni” = baru, “çeri” = tentara).

Kisah mengenai Jenisari ini berawal pada abad ke-14 M, ketika Sultan Murad I menyadari perlunya sebuah kekuatan militer yang setia sepenuhnya kepada tahta, bukan kepada keluarga bangsawan atau suku tertentu.

Dari situlah lahir sistem rekrutmen yang unik dan kontroversial yang disebut Devshirme. Melalui sistem ini, Para bocah laki-laki dari keluarga Kristen di wilayah Balkan, seperti Albania, Bosnia, dan Yunani — diambil oleh negara untuk diislamkan, dididik, dan dilatih menjadi tentara atau pejabat tinggi Utsmani.

Dengan demikian, mereka bukanlah tentara biasa pada umumnya. Sejak usia muda, calon Jenisari dibesarkan dalam barak militer, jauh dari keluarga, dan ditempa dalam disiplin keras.

Mereka diajarkan seni perang, strategi, menunggang kuda, memanah, serta penggunaan senjata api, yang pada masa itu bahkan belum familiar di Eropa. Mereka tumbuh menjadi mesin perang yang efisien dan loyal hanya kepada Sultan Utsmani.

Selama berabad-abad, Jenisari menjadi kekuatan utama dalam ekspansi Kesultanan Turki Utsmani. Mereka berada di garis depan saat Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M.

Mereka berperan besar dalam kemenangan di berbagai perang, seperti Pertempuran Mohács, serta ekspansi ke Asia Barat dan Eropa Tenggara.

Ada hal unik ketika pasukan ini terjun di medan tempur, kedatangan merekan selalu diiringi suara musik Mehter, orkestra militer khas Jenisari, menggema sebelum mereka menyerbu musuh. Musik ini membangkitkan semangat dan menebar ketakutan.

Selanjutnya, ciri khas mereka bukan hanya kemampuan bertempur. Jenisari hidup dengan aturan ketat: awalnya, mereka dilarang menikah, tidak boleh memiliki harta pribadi, dan tidak diizinkan berbisnis. Semua ini dimaksudkan agar mereka tetap fokus pada tugas sebagai penjaga tahta dan benteng Islam.

Akan tetapi seiring waktu, semangat ideal itu mulai pudar. Pada abad ke-17 dan 18, Jenisari perlahan berubah dari pasukan disiplin menjadi kekuatan politik yang berpengaruh, bahkan kerap memaksa Sultan menaikkan gaji atau menggulingkan pemimpin yang tidak mereka sukai.

Kemudian pada abad-abad tersebut, mereka mulai menikah, berdagang, dan kehilangan kekuatan militer sejati mereka. Sehingga dari pelindung negara, Jenisari berubah menjadi beban untuk negara.

Puncaknya terjadi pada tahun 1826, saat Sultan Mahmud II memutuskan bahwa Jenisari tak lagi bisa dibiarkan. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Insiden Yang Diberkati" (The Auspicious Incident), Sultan melancarkan serangan besar-besaran ke barak Jenisari.

Ribuan orang dari mereka dibunuh, dan korps ini pun secara resmi dibubarkan dari sejarah Kesultanan.

Walaupun kisah pasukan Jenisari berakhir tragis, warisan Jenisari tetap hidup. Musik Mehter masih dimainkan dalam parade militer Turkiye hingga sekarang.

Konsep militer profesional yang mereka wujudkan menjadi inspirasi bagi banyak negara. Terutama, mereka telah menorehkan jejak mendalam dalam sejarah militer Islam.***

Tags:
Sejarah Khazanah Islam Sejarah Islam

Komentar Pengguna