Sejarah
Rahman Abdullah

Kisah Sultan Mehmed VI, Penguasa Terakhir Ottoman dan Simbol Berakhirnya Imperium Islam di Dunia

Kisah Sultan Mehmed VI, Penguasa Terakhir Ottoman dan Simbol Berakhirnya Imperium Islam di Dunia

06 Oktober 2025 | 13:09

Keboncinta.com-- Ketika berbicara mengenai sejarah peradaban Islam, tentunya sejarah tentang Kesultanan Utsmani (Ottoman) menjadi bahasan yang sangat menarik bagi para peneliti sejarah. Kesultanan Utsmani adalah salah satu kekaisaran Islam terbesar dan terlama dalam sejarah dunia, yang berdiri sejak tahun 1299 M hingga resmi runtuh pada tahun 1924 M.

Di balik kejayaan yang panjang, kesultanan ini juga mengalami masa surut, yang berpuncak pada berakhirnya sistem monarki dan munculnya Republik Turki.

Sosok yang menjadi penanda akhir era Kekhalifahan Utsmani adalah Sultan Mehmed VI Vahideddin, sultan terakhir bagi dinasti yang telah berkuasa selama lebih dari enam abad.

Baca Juga: Kecil Bentuknya, Besar Manfaatnya: Berikut ini Manfaat Apel untuk Kesehatan!

Sultan Mehmed VI lahir pada 14 Januari 1861 di Istanbul dengan nama lengkap Mehmed Vahideddin bin Abdulmecid. Ia merupakan putra dari Sultan Abdulmecid I. Mehmed VI naik takhta pada 4 Juli 1918, menggantikan saudaranya, Sultan Mehmed V, yang wafat di tengah Perang Dunia I.

Saat ia menjadi sultan, Kesultanan Utsmani sedang berada dalam kondisi sangat lemah. Perang Dunia I telah membawa kerugian besar, baik secara militer, ekonomi, maupun politik. Wilayah kekuasaan Utsmani yang dahulu luas, pada saat itu menyempit drastis dan berada di bawah tekanan negara-negara Barat, terutama Inggris dan Prancis.

Pemerintahan Mehmed VI diwarnai oleh gejolak politik yang tajam. Setelah kekalahan Utsmani dalam Perang Dunia I, Sekutu menduduki Istanbul pada tahun 1918. Sultan Mehmed VI, dalam upaya mempertahankan kekuasaannya, menjalin kerja sama dengan kekuatan kolonial asing, khususnya Inggris, yang membuatnya semakin tidak populer di mata rakyat.

Baca Juga: Gelar Pleno, Dewan Hakim MQK Nasional dan Internasional 2025 Segera Umumkan Pemenang

Pada saat yang sama, muncul gerakan nasionalis yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atatürk, yang menolak intervensi asing dan menginginkan pembentukan negara Turki yang merdeka dan sekuler.

Gerakan tersebut memulai Perang Kemerdekaan Turki (1919–1922) melawan pasukan pendudukan dan otoritas Kesultanan.

Dalam sejarahnya, puncak dari keruntuhan Utsmani terjadi pada 1 November 1922, ketika Majelis Agung Nasional Turki (parlemen yang didirikan oleh gerakan Mustafa Kemal) secara resmi menghapuskan sistem Kesultanan Utsmani. Mehmed VI pun kehilangan legitimasi kekuasaannya sebagai sultan dan pemimpin negara.

Baca Juga: Membuat Menara dari Kepala Manusia! Berikut ini Kisah Kekejaman Timur Lenk, Sosok paling Ditakuti dalam Sejarah Asia Tengah

Selanjutnya pada 17 November 1922, Mehmed VI meninggalkan Istanbul dengan kapal perang Inggris HMS Malaya dan diasingkan ke Italia. Ia menghabiskan sisa hidupnya di kota Sanremo dan wafat pada 16 Mei 1926 dalam pengasingan. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Damaskus, Suriah.

Wafatnya Sultan Mehmed VI meninggalkan kisah kontroversial. Bagi sebagian orang, ia dipandang sebagai penguasa yang lemah dan terlalu tunduk pada kekuatan asing.

Namun bagi sebagian lainnya, ia adalah pemimpin yang mencoba menyelamatkan apa yang tersisa dari kesultanan dalam situasi yang sangat sulit.

Meskipun ia merupakan sultan terakhir, gelar khalifah sempat dilanjutkan oleh kerabatnya, Abdulmecid II, hingga lembaga kekhalifahan benar-benar dibubarkan oleh Mustafa Kemal pada tahun 1924.

Baca Juga: Pertemuan Bangsa Mongol dengan Islam dan Awal Perubahan Besar dalam Sejarah, Siapa Bangsa Mongol Pertama yang Memeluk Islam?

Dengan itu, berakhirlah secara resmi era Kekhalifahan Islam yang telah berlangsung selama lebih dari 1300 tahun sejak masa Rasulullah SAW. 

Dibubarkannya Kesultanan Utsmani di Turki, dunia Islam tidak hanya kehilangan kekaisaran besar, tetapi juga institusi kepemimpinan Muslim yang selama ini menjadi simbol persatuan umat.***

Tags:
Sejarah Sejarah Islam

Komentar Pengguna