Keboncinta.com-- Melihat banyak sosok bengis dalam sejarah peradaban manusia, tak lengkap rasanya tanpa membahas salah seorang tokoh yang tekenal dengan kontroversinya, yaitu Timur Lenk.
Timur Lenk, yang juga dikenal sebagai Tamerlane (1336–1405 M), merupakan salah satu penakluk paling ditakuti dalam sejarah Asia Tengah. Ia mendirikan Kesultanan Timurid yang membentang dari India hingga Anatolia.
Akan tetapi keberhasilannya diraih dengan cara yang sangat brutal. Di balik kejayaan militernya, Timur Lenk meninggalkan jejak keganasan yang mengerikan, pembantaian massal, penghancuran kota, dan penindasan budaya.
Baca Juga: Apakah Boleh Mewakilkan Wali Nikah Lewat Video Call atau Chatting? Begini Jawabannya!
Timur Lenk lahir pada 9 April 1336 M di kawasan Transoxiana (sekarang Uzbekistan), Timur berasal dari suku Barlas, keturunan Mongol yang telah ter-Turkiskan. Meski bukan keturunan langsung Jenghis Khan, ia menggunakan simbolisme Mongol untuk mengukuhkan legitimasinya.
Dengan kepiawaian dalam strategi militer dan kekejaman yang luar biasa, Timur dengan cepat menguasai wilayah Asia Tengah dan memulai serangkaian penaklukan besar.
Dalam aksinya, Timur Lenk menggunakan teror sebagai alat utama untuk menaklukkan musuh-musuhnya. Ia percaya bahwa ketakutan adalah senjata yang lebih ampuh daripada diplomasi.
Dalam setiap kampanye militer, ia tidak hanya menghancurkan pasukan lawan, tetapi juga menghukum rakyat sipil dengan cara yang sadis.
Baca Juga: BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan bagi 1.800 Relawan SPPG Wilayah Bogor dan Sukabumi
Berikut ini beberapa contoh keganasannya yang terkenal antara lain:
Pembantaian di Isfahan (1387 M): Setelah terjadi pemberontakan, Timur memerintahkan pembantaian terhadap penduduk Isfahan. Diperkirakan lebih dari 70.000 orang dibunuh, dan kepala-kepala mereka ditumpuk menjadi menara tengkorak sebagai peringatan bagi yang lain.
Penjarahan Delhi (1398 M): Dalam serangannya ke India, pasukan Timur menjarah ibu kota Delhi dan membunuh ratusan ribu penduduk, termasuk wanita dan anak-anak. Kota itu berubah menjadi lautan darah, dan kekayaan budaya India pun dihancurkan oleh pasukan Timur Lenk.
Kampanye di Baghdad dan Aleppo: Kota-kota besar dunia Islam pun tidak luput dari keganasannya. Di Baghdad, puluhan ribu orang dibunuh dan perpustakaan-perpustakaan kuno dimusnahkan. Aleppo mengalami nasib serupa, di mana ribuan penduduk dieksekusi dan budayanya dilenyapkan.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Resmi Cabut Pembekuan Sementara Fitur TikTok
Meski mempunyai banyak kontroversi dengan kebrutalannya dalam perang, Timur Lenk juga dikenal sebagai pelindung seni dan arsitektur.
Di ibu kota negerinya, Samarkand, ia membangun masjid-masjid megah, madrasah, dan taman-taman yang indah. Warisan budaya ini bertolak belakang dengan kehancuran yang ia tebarkan di tempat lain.
Dengan demikian, Timur Lenk menjadi sosok paradoks sejarah: seorang pelindung peradaban di satu sisi, namun perusak peradaban di sisi lain.
Ia ditakuti karena kekejamannya, tetapi juga dihormati oleh sebagian karena keberhasilannya menyatukan wilayah luas dan menegakkan ketertiban, meski melalui kekerasan ekstrem.
Keganasan Timur Lenk merupakan bayangan kelam di tengah kejayaan militernya. Kekaisaran yang ia bangun mungkin megah, tetapi dibangun di atas tumpukan tengkorak manusia.
Sejarah mengingatnya bukan hanya sebagai seorang penakluk ulung, tetapi juga sebagai simbol kekejaman yang melampaui batas kemanusiaan.***