Keboncinta.com-- Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang cepat memahami lewat gambar (visual), ada yang lebih mudah menangkap pelajaran lewat suara (audio), dan ada pula yang suka belajar sambil bergerak (kinestetik). Inilah sebabnya pembelajaran berdiferensiasi penting diterapkan di sekolah.
Lalu, bagaimana cara guru mengetahui gaya belajar siswa yang tepat?
Guru dapat melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal, minat, dan gaya belajar setiap peserta didik. Dengan begitu, guru bisa menentukan strategi yang sesuai agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang menempatkan guru sebagai fasilitator yang mampu menggunakan metode pembelajaran bervariasi, menyesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan peserta didik. Tujuannya adalah agar setiap siswa bisa belajar dengan cara yang paling sesuai dengan dirinya.
Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi melibatkan tiga komponen utama: konten, proses, dan produk.
1. Diferensiasi Konten
Materi pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan minat peserta didik. Guru dapat menyediakan bahan bacaan dengan tingkat kesulitan berbeda atau menggunakan berbagai metode, seperti visual, auditori, dan kinestetik, sesuai gaya belajar siswa.
2. Diferensiasi Proses
Proses pembelajaran dirancang dengan memberikan tugas dan aktivitas yang bervariasi. Misalnya, dalam topik tertentu, sebagian siswa dapat belajar melalui diskusi kelompok, sementara yang lain memilih belajar mandiri dengan sumber tambahan.
3. Diferensiasi Produk
Siswa diberi kebebasan menunjukkan pemahaman mereka dalam berbagai bentuk, seperti membuat presentasi, video, karya seni, atau laporan tertulis.
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga memahami karakter dan potensi unik setiap siswa. Mari wujudkan kelas yang beragam, bermakna, dan menyenangkan bagi semua!