Khazanah
M. Fadhli Dzil Ikram

Niat Doa Puasa Qadha Ramadhan (Arab, Latin, Arti) dan Ketentuannya

Niat Doa Puasa Qadha Ramadhan (Arab, Latin, Arti) dan Ketentuannya

30 September 2025 | 05:12

keboncinta.com --- Puasa Ramadhan yang tertinggal karena uzur syar’i (sakit, safar, haid/nifas, dll.) wajib diqadha. Dalil utamanya QS. Al-Baqarah 185: “Siapa di antara kamu hadir pada bulan Ramadhan, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajib mengganti) pada hari-hari yang lain.” Para ulama menegaskan kewajiban qadha ini sebagai ijma’.

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Teks Arab
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillāhi ta‘ālā.

Arti
“Aku berniat puasa esok hari untuk mengqadha kewajiban puasa bulan Ramadhan karena Allah Ta‘ala.”

Catatan penting: bedakan lafaz adā’ (puasa pada waktunya di bulan Ramadhan) dan qadhā’ (mengganti di luar Ramadhan). Untuk qadha, gunakan kata “عن قضاء”.

Kapan Harus Berniat?

  1. Menurut jumhur (Syafi’i, Maliki, Hanbali)
    Niat wajib di malam hari sebelum fajar untuk seluruh puasa wajib: Ramadhan, qadha, nadzar, dan kafarat. Dalilnya hadis:
    «مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ»
    “Siapa yang tidak meniatkan puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

  2. Menurut Hanafi
    Ada kelonggaran: niat qadha boleh sampai sebelum zawal (tergelincir matahari), selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa. (Bada’i’ ash-Shana’i’ 2/87)

Tips praktis: bacalah niat setelah isya’ hingga sebelum imsak/subuh. Berniat di hati sudah mencukupi; melafazkan membantu mempertegas kesengajaan.

Ringkasan Hukum Penting

Apakah harus menyebut “qadha” di niat?
Ya, dianjurkan menyebut jenis puasa untuk membedakan dari puasa sunnah atau adā’, terutama menurut mazhab Syafi’i.

Bolehkah menggabung qadha dengan puasa sunnah (mis. Senin-Kamis)?
Ulama berbeda pendapat. Menurut mazhab Syafi’i, boleh menggabung (tashrīk niat) dan pahala sunnah diharapkan tetap didapat, meski sebagian ulama lainnya menganjurkan memisah agar lebih afdhal.

Haruskah menentukan hari yang ditinggalkan?
Tidak wajib menyebut tanggal/hari spesifik dalam lafaz. Cukup niat “qadha Ramadhan” untuk hari yang sedang dijalankan. Namun menertibkan catatan hari utang sangat dianjurkan.

Batas waktu qadha?
Qadha tidak ditentukan waktu khusus, tetapi wajib diselesaikan sebelum Ramadhan berikutnya menurut jumhur. Menunda tanpa uzur sampai masuk Ramadhan berikutnya dikenai fidyah menurut sebagian ulama (ada rincian mazhab).

Contoh Niat Lain yang Sering Dipakai

Niat qadha secara umum (tanpa “ghadin”):
نَوَيْتُ صَوْمًا عَنْ قَضَاءِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauman ‘an qadhā’i Ramadhāna lillāhi ta‘ālā.
“Aku berniat puasa qadha Ramadhan karena Allah Ta‘ala.”

Niat qadha karena haid (untuk perempuan) – lafaz sama; tidak perlu menyebut sebab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban tahunan bagi setiap Muslim yang baligh, berakal, dan sehat. Namun, ada kalanya seseorang meninggalkan puasa karena uzur syar’i seperti sakit, safar, atau haid. Islam mewajibkan qadha puasa Ramadhan sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.

Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah menegaskan bahwa tata cara qadha sama dengan puasa Ramadhan, hanya berbeda pada waktunya. Niat qadha harus dilakukan sejak malam hari sebelum terbit fajar.

1. Menentukan Jumlah Hari yang Ditinggalkan

Setiap Muslim yang meninggalkan puasa wajib menghitung jumlah hari yang tidak dijalani. Qadha dilakukan sejumlah hari tersebut, tidak boleh dikurangi.

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menjelaskan:
“Siapa pun yang berbuka karena uzur syar’i, maka ia wajib mengganti sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.”

2. Berniat di Malam Hari

Niat menjadi syarat sah puasa qadha.

Tags:
Qadha Ramadhan Tata Cara Qadha Niat Qadha

Komentar Pengguna