Membaca dengan Berpikir: 7 Cara Mencatat yang Membuat Ilmu Melekat.

Ada sebuah penelitian di University of california mengungkapkan bahwa mencatat dengan cara reflektif tidak hanya sekedar memindahkan isi buku tapi juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan daya ingat Yang kuat bahkan 40%. Lebih tinggi dari hanya sekedar mencatat saja.
Namun kenyataannya tidak sedikit orang-orang di sekitar kita hanya sekedar memindah isi buku tanpa adanya perenungan. Dan pada akhirnya tulisannya hanya menjadi arsip yang tertata rapi tak tersentuh lagi.
Membaca sambil berfikir, bukan sekedar menyalin tulisan. Misalnya kita membaca buku tentang pengembangan diri, kita menemukan kata - kata motivasi yang bagus , kemudian kita menyalin tulisannya. 7 hari kemudian kita membuka catatan tersebut ,tapi kita lupa kenapa kita menulisnya. Itu disebabkan tidak adanya refleksi dalam catatan tersebut.
Catatan yang bagus tidak hanya menjawab " buku ini isinya tentang apa? " tapi mendorong kita untuk bertanya : " setelah membacanya apa yang aku pikirkan ? " .
Dalam islam sendiri membaca bukan hanya dengan mata tapi juga melibatkan hati dan akal. Maka, sudah waktunya kita menulis tulisan dengan cara yang tepat, lebih hidup dan bermakna.
7 kalimat berikut ini mungkin bisa kita gunakan ketika mencatat buku apapun, baik itu kitab-kitab tentang agama, sejarah, motivasi dan ilmu pengetahuan. Kalimat ini merupakan rekomendasi dari para pakar, seperti: Mortimer Adler , Maryanne Wolf, dan Cal Newport.
1. Kalimat ini mengubah cara berpikir ku karena....
Sumber: Mortimer Adler-how to read a book.
Jika ada sebuah kalimat yang membuat kita berpikir sejenak tentang hidup atau keyakinan, itu patut untuk di catat. Dalam islam, berubahnya pemikiran seseorang menuju pada suatu kebaikan termasuk bagian dari hidayah.
2. Aku kurang setuju dengan ini karena....
Sumber: Pierre bayard - how to talk abaut books you haven't read.
Pendapat kita tidak sama dengan isi buku ,itu hal yang wajar. Banyak para ulama yang saling mengkritik tapi tetap dengan adab dan ilmu bukan dengan emosi dan nafsu. Jika kita kurang setuju dengan pernyataan dalam sebuah buku. maka itu merupakan proses berpikir yang sehat.
3.
Tags:
pendidikanKomentar Pengguna
Recent Berita

Turunkan Tim Investigasi Internal ke Daerah,...
10 Agt 2025
Dirjen Pendis Segera Luncurkan Program Wakaf...
10 Agt 2025
Sejumlah Tokoh Lintas Iman Dukung Penguatan K...
10 Agt 2025
Angka Pernikahan Anak Turun dalam Tiga Tahun...
10 Agt 2025
Membaca dengan Berpikir: 7 Cara Mencatat yang...
09 Agt 2025
Sekjen Kemenag Ungkap Komunikasi Terbuka dapa...
08 Agt 2025
Mental Baja dari Pondok: Proses yang Tak Sela...
08 Agt 2025
Diduga Terlibat Kegiatan Terorisme, Seorang A...
07 Agt 2025
Ingin Tiru Yordania dan Kuwait, Menag Minta B...
07 Agt 2025
Persiapan Haji 2026, Menag Sebut Rencana Pemb...
06 Agt 2025
Kemenag Gelar Pelatihan Strategi Komunikasi D...
06 Agt 2025
Kemenag Kukuhkan 267 Amil Zakat Kompeten 2025...
05 Agt 2025
Pengajuan Tunjangan Insentif GBPNS Guru Madra...
04 Agt 2025
Ingin Belajar Kerukunan dari Indonesia, Utusa...
04 Agt 2025
Dibuka sampai Besok! Lebih dari 150 Ribu Pese...
04 Agt 2025
Gelar Rakernas Evaluasi Haji 1446 H, Kemenag...
03 Agt 2025
Kemenag Sepakat Perkuat Audit Syariah terhada...
03 Agt 2025
BSU Guru 2025 Sudah Cair? Ini Cara Cek dan Sy...
03 Agt 2025
Kemenag jadi Kementerian Paling Aktif dalam P...
03 Agt 2025