Keboncinta.com-- Kebanyakan orang lebih suka memposting kesuksesan atau pencapaiannya di media sosial. Pertanyaannya, kenapa hal ini begitu sering dilakukan? Jawabannya sederhana: manusia pada dasarnya ingin dihargai, dipuji, dan diakui keberadaannya. Saat membagikan sesuatu di media sosial, ada rasa bahagia tersendiri ketika mendapat like, komentar, atau share dari orang lain.
Pamer sebagai Bentuk Identitas Diri
Fenomena “pamer” di media sosial tidak selalu berarti negatif. Sering kali, orang membagikan foto atau cerita untuk menunjukkan siapa dirinya. Mulai dari gaya hidup, pekerjaan, hingga pencapaian tertentu, semuanya secara tidak langsung membentuk identitas diri di dunia digital. Dalam istilah lain, hal ini disebut personal branding. Semakin sering seseorang membagikan hal positif tentang dirinya, semakin besar pula peluang untuk dikenal banyak orang.
Budaya Perbandingan
Namun, ada sisi lain dari kebiasaan ini. Pamer di media sosial bisa menjadi ajang membandingkan diri. Banyak orang merasa harus terlihat tidak kalah dari orang lain. Saat melihat teman berhasil, muncul dorongan untuk menunjukkan bahwa dirinya pun bisa. Budaya perbandingan ini kadang memberi motivasi, tetapi juga bisa memicu tekanan mental jika tidak diimbangi dengan kesadaran diri.
Pamer dan Kebahagiaan
Apakah pamer membuat orang bahagia? Pada dasarnya, ya. Ada rasa puas ketika membagikan pengalaman berharga, entah itu membeli barang baru, liburan, atau meraih pencapaian tertentu. Bagi sebagian orang, hal ini bukan semata pamer, tetapi juga berbagi cerita dan kebahagiaan dengan orang lain.
Sisi Positif dan Negatif
Seperti banyak hal dalam hidup, pamer di media sosial juga punya dua sisi:
1. Sisi Positif: bisa menjadi inspirasi, motivasi, dan ajang berbagi kebahagiaan yang mungkin menular pada orang lain.
2. Sisi Negatif: berpotensi memicu iri hati, menciptakan kesenjangan sosial, atau membuat orang merasa tertinggal dibanding orang lain.
Pamer sebagai Ekspresi Diri
Penting dipahami bahwa tidak semua bentuk pamer bernada negatif. Kadang orang hanya ingin mengekspresikan diri atau berbagi cerita yang mereka anggap berharga. Media sosial memang diciptakan sebagai ruang untuk bercerita dan berinteraksi, jadi wajar jika banyak orang menggunakannya untuk menunjukkan sisi terbaik mereka.
Apakah fenomena pamer di media sosial wajar? Tentu saja. Pada dasarnya, manusia butuh dilihat dan diakui. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita mengontrol diri agar tidak berlebihan.