Keboncinta.com-- Di kehidupan modern saat ini, persoalan sosial masyarakat semakin kompleks dengan maraknya fenomena judi online dan masalah lain seperti pernikahan anak yang tak luput dari perhatian pemerintah untuk bagaimana cara mengatasinya.
Dalam hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mencegah maraknya judi online, kenakalan remaja, hingga perkawinan anak. Salah satu langkah yang dilakukan adalah meberikan bimbingan dengan pendekatan Peer Educator atau edukator sebaya.
Program tersebut menjadi strategi baru untuk membekali remaja agar mampu berperan sebagai agen perubahan di lingkungan tempat tinggalnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam), Abu Rokhmad, mengungkapkan bahwa dampak negatif judi online dan kenakalan remaja semakin meluas. Karena itu, diperlukan langkah pencegahan yang menyentuh langsung ke remaja dan anak.
“Peer Educator bukan hanya memberi sosialisasi, tetapi juga bertindak sebagai agen perubahan strategis untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya judi online, kenakalan remaja, dan perkawinan anak di kalangan sebaya mereka,” ungkap Abu Rokhmad dalam kegiatan Peer Educator Bimbingan Remaja Wilayah Banten, Rabu (17/9/2025).
Abu berpendapat, keterlibatan remaja dalam program ini penting karena mereka lebih mudah berinteraksi dengan teman sebaya dan dapat menyelesaikan persoalan sosial di lingkungan sekitar secara cermat.
Sementara itu, Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, mengatakan bahwa melalui program ini, para Peer Educator dilatih untuk mengenali tanda-tanda kecanduan judi online, memberi edukasi tentang kenakalan remaja, serta meningkatkan pemahaman terkait bahaya perkawinan anak.
“Mereka juga didorong memotivasi teman-temannya agar aktif dalam kegiatan positif, seperti olahraga, seni, maupun komunitas kreatif,” terang Zudi.
Untuk mengatasi dua permasalahan di atas, Kemenag berkomitmen memperluas jangkauan program Peer Educator ke sekolah dan komunitas remaja di berbagai daerah di Indonesia.***