Khazanah
M. Fadhli Dzil Ikram

Gerhana Bulan Total 2025 di Indonesia: Waktu, Cara Melihat, dan Imbauan Salat Gerhana

Gerhana Bulan Total 2025 di Indonesia: Waktu, Cara Melihat, dan Imbauan Salat Gerhana

07 September 2025 | 08:45

kebonocinta.com --- Fenomena langit langka akan menghiasi malam akhir pekan ini. Gerhana Bulan Total atau Blood Moon diprediksi akan terlihat pada Sabtu malam, 7 September 2025, hingga Minggu dini hari, 8 September 2025. Hampir seluruh wilayah Indonesia berkesempatan menyaksikan peristiwa astronomi ini jika cuaca cerah. Pada fase totalitas, Bulan akan tampak berwarna merah-oranye, menjadikannya salah satu tontonan langit paling spektakuler tahun 2025.

Jadwal Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berikut waktu lengkap gerhana bulan total di Indonesia (WIB):

  • Awal gerhana sebagian: 7 September 2025, pukul 23.27 WIB

  • Awal gerhana total: 8 September 2025, pukul 00.31 WIB

  • Puncak gerhana total: 8 September 2025, pukul 01.30 WIB

  • Akhir gerhana total: 8 September 2025, pukul 01.53 WIB

  • Akhir gerhana sebagian: 8 September 2025, pukul 02.56 WIB

Untuk masyarakat di WITA, waktunya lebih cepat 1 jam, sedangkan di WIT lebih cepat 2 jam. Durasi totalitas diperkirakan sekitar 1 jam 22 menit, sehingga cukup panjang untuk diamati dengan mata telanjang.

Cara Melihat Gerhana Bulan Total dengan Jelas

Menurut BMKG, seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan Blood Moon 2025 tanpa teleskop khusus. Agar hasil pengamatan lebih maksimal:

  1. Pilih lokasi dengan langit cerah dan minim polusi cahaya, misalnya di pantai, pegunungan, atau pedesaan.

  2. Hindari area perkotaan yang penuh lampu jalan dan gedung tinggi.

  3. Bagi penggemar astronomi, penggunaan teleskop atau kamera dengan lensa zoom akan membantu mengabadikan momen ini dengan lebih detail.

Selain itu, Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM) akan mengadakan kegiatan khusus pengamatan gerhana bulan. Acara ini terbuka untuk umum sehingga menjadi kesempatan menambah wawasan langsung dari para ahli astronomi.

Live Streaming dari BMKG

Bagi masyarakat yang tidak bisa menyaksikan langsung, BMKG menyiapkan live streaming melalui kanal YouTube resmi. Dengan begitu, siapa pun tetap dapat mengikuti fenomena ini dari rumah, asalkan memiliki perangkat dan koneksi internet yang stabil.

Mengapa Disebut Blood Moon?

Istilah Blood Moon muncul karena Bulan akan tampak merah gelap atau oranye pada fase totalitas. Fenomena ini dijelaskan oleh NASA Space Place sebagai akibat hamburan Rayleigh, ketika cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi.

  • Cahaya dengan panjang gelombang pendek (biru dan ungu) terhambur.

  • Cahaya panjang gelombang (merah dan oranye) justru dibiaskan menuju permukaan Bulan.

Hasilnya, Bulan tampak seolah-olah diselimuti cahaya matahari terbit dan terbenam dari seluruh penjuru Bumi.

Imbauan Kemenag: Salat Gerhana Bulan

Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat Islam untuk melaksanakan salat khusuf (salat gerhana) sejak awal fase gerhana sebagian, yaitu pukul 23.27 WIB (00.27 WITA / 01.27 WIT).

Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan:

"Umat Islam dapat mengambil hikmah sekaligus memperkuat ukhuwah dengan melaksanakan ibadah berjamaah, khususnya salat khusuf di masjid atau musala terdekat," ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Minggu (7/9/2025).

Selain salat, masyarakat juga dianjurkan memperbanyak doa, zikir, dan memohon keselamatan bangsa.

Kesimpulan

Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 akan menjadi salah satu fenomena astronomi paling ditunggu tahun ini. Dengan durasi totalitas lebih dari satu jam, masyarakat Indonesia berkesempatan menyaksikan Blood Moon dengan mata telanjang. Bagi umat Islam, peristiwa ini juga menjadi momentum spiritual melalui salat gerhana sebagaimana dianjurkan Kemenag.

Fenomena langka ini bukan hanya tontonan indah di langit, tetapi juga sarana memperkuat iman, ilmu, dan kebersamaan.

Tags:
pendidikan

Komentar Pengguna