keboncinta.com --- Rumah tangga adalah ladang ibadah dan tempat berlabuh bagi suami, istri, serta anak-anak. Namun, perselisihan terkadang membuat hubungan menjadi renggang, bahkan menimbulkan jarak batin. Dalam kondisi ini, salah satu ikhtiar yang diajarkan Islam adalah memperbanyak doa supaya rumah tangga bersatu kembali, agar hati pasangan dilunakkan oleh Allah SWT dan keluarga kembali harmonis.
Islam menegaskan bahwa doa adalah senjata orang beriman. Selain upaya lahiriah seperti memperbaiki komunikasi, bersabar, dan saling memahami, doa menjadi penguat batin agar ikhtiar penyatuan rumah tangga mendapat pertolongan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 63:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: “Dan (Dialah Allah) yang mempersatukan hati mereka. Walaupun engkau membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang mampu menyatukan hati manusia, termasuk dalam rumah tangga.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَهْلِي، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ، اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْهُمْ وَارْزُقْهُمْ مِنِّي، اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ إِلَى الْخَيْرِ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى الْخَيْرِ
Latin:
Allohumma barik li fi ahli, wa barik lahum fiyya, Allohummar zuqni minhum warzuqhum minni, Allohummajma’ bainana ma jama’ta ilal khair, wa farriq bainana idza farraqta ila khair.
Artinya:
“Ya Allah, berkahilah aku dalam keluargaku, berkahilah mereka dalam diriku, anugerahkan rezeki untukku dari mereka dan untuk mereka dariku. Ya Allah, satukanlah kami selama dalam kebaikan, dan pisahkanlah kami bila memang berpisah adalah jalan kebaikan.”
Doa ini mengajarkan bahwa tujuan utama pernikahan adalah keberkahan. Jika rumah tangga tetap dipertahankan, semoga Allah mengisinya dengan kebaikan. Namun bila jalan berpisah tak terhindarkan, semoga tetap ada kebaikan di dalamnya.
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
Latin:
Allohumma allif baina qulubina, wa ashlih zata bainina, wahdina subulas salami, wa najjina minadz dzulumati ilan nuri, wa jannibnal fawahisya ma dzahara minha wama bathana.
Artinya:
“Ya Allah, satukanlah hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukkan kami jalan kedamaian, selamatkan kami dari kegelapan menuju cahaya, dan jauhkan kami dari perbuatan keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi.”
Hadis ini mengajarkan pentingnya meminta Allah agar rumah tangga dipenuhi cahaya, dijauhkan dari godaan, dan selalu dalam kedamaian.
Shalat Hajat atau Tahajud bersama pasangan – sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.
Membaca doa setelah shalat fardhu – terutama doa penyatu hati.
Memperbanyak istighfar dan dzikir – agar hati dilapangkan dari ego.
Sedekah bersama – agar rezeki rumah tangga diberkahi.
Membaca surat Yasin atau Ar-Rahman bersama – sebagai ikhtiar spiritual menguatkan kasih sayang.
Rumah tangga yang harmonis adalah anugerah besar dari Allah SWT. Ketika perselisihan datang, doa menjadi jalan spiritual agar hati pasangan dilembutkan dan hubungan kembali rukun. Dengan mengamalkan doa penyatu hati dan doa agar rukun, serta melengkapi dengan usaha nyata, insyaAllah rumah tangga akan kembali dipenuhi cinta, keberkahan, dan ketenteraman.
Sumber rujukan :
Al-Qur’an
QS. Ar-Rum ayat 21 → dalil tentang sakinah, mawaddah, dan rahmah dalam rumah tangga.
QS. Al-Anfal ayat 63 → dalil bahwa Allah-lah yang menyatukan hati manusia.
Hadis Nabi SAW
HR. Tirmidzi no. 3501 → doa penyatu hati: “Allohumma allif baina qulubina, wa ashlih dzāta baininā...”
HR. Abu Dawud no. 2454, Tirmidzi no. 730 → dalil niat dalam ibadah (relevan dengan keikhlasan dalam berdoa).
Kitab Klasik
Imam An-Nawawi, Al-Adzkar → doa penyatu hati pasangan.
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim → penafsiran QS. Al-Anfal: 63 dan QS.