Khazanah
M. Fadhli Dzil Ikram

Begini Cara Ideal Bekerja di Era AI: Kolaborasi Manusia dan Mesin

Begini Cara Ideal Bekerja di Era AI: Kolaborasi Manusia dan Mesin

07 September 2025 | 10:19

keboncinta.com --- Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin pesat, terutama sejak hadirnya AI generatif seperti ChatGPT, yang diluncurkan pada November 2022. Dalam waktu singkat, teknologi ini telah mengubah cara kerja banyak sektor, mulai dari industri kreatif, layanan pelanggan, hingga bidang kesehatan dan manufaktur.

Meski menjanjikan efisiensi tinggi, kehadiran AI juga memunculkan kekhawatiran baru: apakah peran manusia akan tergantikan sepenuhnya oleh mesin?


AI Plus HI: Kolaborasi Manusia dan Mesin

Presiden dan CEO The Society for Human Resource Management (SHRM), Johnny C Taylor Jr, menegaskan bahwa masa depan kerja tidak seharusnya dipandang sebagai persaingan antara manusia dan AI, melainkan kolaborasi keduanya.

"Banyak dari kita membicarakan AI seolah sudah ada sejak lama. Secara teknis, memang sudah ada, tapi dalam praktiknya, ChatGPT baru diperkenalkan ke dunia November 2022. Kita baru menjalani ini dua setengah tahun," ujarnya.

Taylor kemudian menambahkan:

"Jawabannya sederhana, AI plus HI, yaitu kecerdasan manusia. Secara historis, pekerjaan sepenuhnya bergantung pada manusia. Ke depannya, AI akan melengkapi dan memperkuat kecerdasan manusia. Itu akan menjadi ukuran kesuksesan baru."

Artinya, pekerja modern perlu mengubah pola pikir: bukan menolak kehadiran AI, melainkan mencari cara bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi dalam pekerjaan sehari-hari.


Bidang yang Masih Dikuasai Manusia

Meskipun AI semakin canggih, ada keterampilan yang sulit ditiru oleh mesin, salah satunya adalah empati.

"Empati adalah salah satu karakteristik dan sifat manusia yang sangat penting yang, setidaknya untuk saat ini, kami rasa takkan pernah dapat ditiru mesin," jelas Taylor.

Sebagai contoh, bidang sumber daya manusia (SDM) menuntut kemampuan memahami situasi personal karyawan, menyampaikan kebijakan dengan bijak, hingga menangani masalah emosional yang membutuhkan sentuhan manusia.

Selain itu, ada juga profesi yang berhubungan dengan kreativitas, etika, kecerdasan emosional, dan keterampilan interpersonal. Pekerjaan-pekerjaan ini relatif lebih terlindungi dari otomatisasi karena nilai tambah manusia tidak tergantikan oleh algoritma.


Penerapan AI di Dunia Nyata

AI tidak hanya memengaruhi pekerjaan berbasis digital, tetapi juga menyentuh sektor fisik. Contoh penerapannya antara lain:

  • Robot pembersih lantai di pusat perbelanjaan.

  • Kendaraan otonom yang mampu berjalan tanpa sopir.

  • AI medis yang mendeteksi kanker dengan akurasi tinggi.

Namun, faktor non-teknis seperti regulasi, preferensi konsumen, hingga biaya membuat adopsinya tidak serta-merta menggantikan manusia.

Taylor mencontohkan:

"Pesawat secara teknis dapat terbang sendiri. Tetapi penumpang seringkali lebih suka melihat pilot manusia di kokpit," katanya dikutip dari Yahoo News.

Hal yang sama berlaku di bidang kesehatan:

"Mesin dapat mendeteksi kanker paru-paru lebih dini dan lebih tepat. Namun saya tak ingin masuk ke ruang praktik dokter dan mendapati mesin memberi tahu saya menderita kanker. Hanya manusia dapat menyampaikannya dengan empati dan kasih sayang. Kedua peran, manusia dan mesin, sama-sama penting."


Strategi Bekerja di Era AI

Agar tetap relevan di dunia kerja yang semakin terdigitalisasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan pekerja:

  1. Kuasai teknologi AI dasar – pahami cara kerja AI, mulai dari tools otomatisasi hingga aplikasi analisis data.

  2. Asah soft skills – empati, komunikasi, kepemimpinan, dan kecerdasan emosional semakin penting.

  3. Fokus pada kreativitas dan inovasi – bidang ini sulit digantikan AI karena membutuhkan imajinasi dan interpretasi manusia.

  4. Adaptif terhadap perubahan – jadikan AI sebagai mitra kerja, bukan ancaman.

  5. Terus belajar (lifelong learning) – pekerja yang siap meng-upgrade skill akan lebih tahan terhadap disrupsi.


Penutup

Era AI menghadirkan tantangan sekaligus peluang. AI mampu mengambil alih banyak pekerjaan teknis, tetapi nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, kreativitas, dan etika tetap menjadi kunci.

Kolaborasi AI + HI (Human Intelligence) adalah rumus ideal yang akan menentukan kesuksesan individu dan perusahaan di masa depan. Dengan memanfaatkan teknologi sekaligus mempertahankan sisi kemanusiaan, manusia tidak hanya akan tetap relevan, tetapi juga bisa menjadi lebih produktif dari sebelumnya.

Tags:
teknologi

Komentar Pengguna