Khazanah
M. Panji Maulana

Bangun Budaya Positif di Sekolah, Kemendikdasmen Dorong Senam Anak Indonesia Hebat sebagai Rutinitas Pagi

Bangun Budaya Positif di Sekolah, Kemendikdasmen Dorong Senam Anak Indonesia Hebat sebagai Rutinitas Pagi

21 Oktober 2025 | 15:56

keboncinta.com-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) terus memperkuat budaya sekolah yang sehat, inklusif, dan berkarakter. Upaya tersebut diwujudkan melalui Webinar Solusi Seri Pertemuan Pagi Ceria dengan tema “Praktik Baik dan Penjelasan Gerakan serta Manfaat Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH)”.

Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, menyampaikan bahwa kegiatan Pertemuan Pagi Ceria merupakan bagian dari Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang mendorong satuan pendidikan untuk memulai hari dengan kegiatan senam, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan doa bersama.

Menurutnya, tiga kegiatan tersebut bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk pembiasaan yang bertujuan membentuk karakter disiplin, semangat kebersamaan, dan rasa cinta tanah air. Ia menegaskan bahwa pertemuan pagi ceria menjadi bagian dari proses pembentukan budaya positif di sekolah yang menumbuhkan semangat kebersamaan dan nilai-nilai kebajikan bagi peserta didik.

Data Kemendikdasmen menunjukkan bahwa sekolah yang rutin melaksanakan kegiatan pertemuan pagi memiliki tingkat keterlambatan siswa 17,4 persen lebih rendah dibandingkan sekolah yang belum menerapkannya.

Sementara itu, program Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) telah menjangkau 97,8 persen sekolah di Indonesia, dengan lebih dari 8 juta peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan senam serentak yang mencatatkan rekor MURI pada peringatan Hari Anak Nasional 2025.

Senam ini terbukti tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh terhadap peningkatan semangat dan fokus belajar. Berdasarkan hasil survei, 86,6 persen siswa merasa lebih segar, sedangkan 87,5 persen siswa merasa lebih bersemangat setelah mengikuti kegiatan senam tersebut.

Pencipta gerakan SAIH, Abdullah, menjelaskan bahwa setiap gerakan dalam SAIH dirancang untuk melatih daya tahan, kelincahan, kekuatan, dan kelenturan siswa. Ia menuturkan bahwa guru dapat menyesuaikan gerakan sesuai kebutuhan peserta didik selama tetap berpegang pada prinsip dasar dan teknik yang benar.

Abdullah juga menyampaikan bahwa aktivitas fisik terukur seperti SAIH memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental anak karena dapat merangsang produksi hormon endorfin yang membantu mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat rasa percaya diri.

Salah satu praktik baik dalam penerapan SAIH ditunjukkan oleh SLB Negeri 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Guru SLB tersebut, Nickita Kiki Praditya, mengemukakan bahwa sekolahnya mengadaptasi gerakan SAIH bagi peserta didik disabilitas penglihatan melalui modifikasi tempo musik, penambahan petunjuk suara, serta penempatan speaker di posisi strategis.

Ia menjelaskan bahwa pada awal pelaksanaan, peserta didik netra mengalami kesulitan mengikuti gerakan karena hanya mengandalkan pendengaran. Namun, setelah satu bulan latihan rutin, mereka mampu mengikuti gerakan dengan lebih percaya diri.

Inovasi tersebut tidak hanya meningkatkan kemampuan fisik peserta didik, tetapi juga menumbuhkan karakter kerja sama, tanggung jawab, disiplin, dan kreativitas.

 Para siswa bahkan turut berkontribusi dalam pembuatan musik pengiring senam dengan memadukan berbagai genre khas Indonesia seperti campursari, koplo, dan keroncong. Kegiatan senam yang dilakukan tiga kali seminggu itu terbukti mampu meningkatkan semangat belajar siswa sejak pagi hari.

Selain sesi berbagi praktik baik, webinar ini juga disertai dengan pengumuman dua sayembara karakter nasional, yakni “Bakti dalam Warna dan Kata” untuk peserta didik, serta “Cerita Praktik Baik” bagi guru, kepala sekolah, dan pemerintah daerah. Kedua kegiatan tersebut menjadi wadah ekspresi bagi insan pendidikan untuk menunjukkan nilai-nilai karakter dan kreativitas di lingkungan sekolah.

Dalam penutupannya, Rusprita menyampaikan bahwa setiap pagi di sekolah perlu diawali dengan senyum, gerak, dan semangat Anak Indonesia Hebat sebagai langkah menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.***

Tags:
kemendikdasmen SAIH Senam Anak Indonesia Hebat

Komentar Pengguna