Sejarah
Rahman Abdullah

Sejarah Penyerbuan Penjara Bastille, Simbol Tumbangnya Monarki Absolut di Prancis

Sejarah Penyerbuan Penjara Bastille, Simbol Tumbangnya Monarki Absolut di Prancis

02 November 2025 | 12:12

Keboncinta.com-- Sejarah yang terjadi di masa lalu telah banyak mengajarkan kepada generasi berikutnya untuk tidak salah dalam melangkah. Peristiwa sejarah menjadi pembelajaran untuk kehidupan saat ini, termasuk sejarah yang menjabarkan kekuatan rakyat terhadap penguasa di wilayah Prancis di masa lalu.

Tanggal 14 Juli 1789 menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam perjalanan umat manusia. Hari itu, rakyat Paris menyerbu Penjara Bastille, simbol kekuasaan absolut Raja Louis XVI dan ketidakadilan sosial di Prancis. Peristiwa ini menandai dimulainya Revolusi Prancis, sebuah gerakan besar yang mengguncang monarki Eropa dan mengubah tatanan dunia.

Bastille, yang awalnya dibangun sebagai benteng pertahanan abad ke-14, pada masa itu digunakan sebagai penjara politik bagi siapa pun yang dianggap mengancam kekuasaan kerajaan.

Baca Juga: Islam dan Teknologi Tak Terpisahkan: Pesan Wamenag untuk Generasi Madrasah

Meski hanya berisi tujuh tahanan pada hari penyerbuan, bagi rakyat Prancis Bastille adalah lambang penindasan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan seorang raja.

Kemarahan rakyat telah lama membara. Ketimpangan ekonomi, pajak yang memberatkan rakyat miskin, dan gaya hidup mewah istana Versailles membuat kepercayaan terhadap Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette merosot tajam.

Krisis pangan akibat gagal panen memperburuk keadaan. Rakyat kelaparan sementara bangsawan tetap berpesta. Situasi memuncak ketika Majelis Nasional—yang terdiri dari wakil rakyat—mulai menentang kekuasaan raja dan menuntut reformasi besar-besaran.

Diceritakan dalam sejarah, pagi hari tanggal 14 Juli 1789, ribuan warga Paris berkumpul dan bergerak menuju Bastille. Mereka mencari senjata dan bubuk mesiu untuk mempertahankan diri dari ancaman pasukan kerajaan. Setelah negosiasi gagal, bentrokan pun pecah.

Baca Juga: Kemenag Tegaskan: Hasil Tes Kemampuan Akademik Tidak Tentukan Kelulusan Siswa

Dalam waktu beberapa jam, benteng yang dianggap tak tertembus itu berhasil direbut rakyat. Gubernur Bastille, Bernard-René de Launay, ditangkap dan tewas di tangan massa. Kepala penjara itu kemudian diarak keliling kota sebagai simbol kemenangan rakyat.

Penyerbuan Bastille bukan sekadar perebutan penjara, tetapi titik balik sejarah dunia. Kemenangan rakyat atas simbol tirani menjadi inspirasi bagi gerakan demokrasi di seluruh dunia.

Setelah peristiwa itu, Louis XVI kehilangan kendali, dan beberapa tahun kemudian, monarki Prancis dihapus.

Dalam peristiwa revolusi ini telah melahirkan semboyan yang hingga kini menjadi warisan universal: Liberté, Égalité, Fraternité — Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan.

Hingga kini, 14 Juli diperingati sebagai Hari Nasional Prancis (La Fête Nationale). Setiap tahun, parade militer diadakan di Champs-Élysées, Paris, untuk mengenang perjuangan rakyat dalam menumbangkan tirani.

Baca Juga: Kemenag Beri “Golden Ticket” untuk Siswa dan Pengurus Rohis Berprestasi Masuk PTKIN Tanpa Tes

Penyerbuan Bastille tak hanya mengubah Prancis, tetapi juga menjadi inspirasi global bagi perjuangan kebebasan dan keadilan. Dari sinilah lahir semangat bahwa kekuasaan sejati berasal dari rakyat, bukan dari tahta kerajaan yang monarki.***

Tags:
politik Sejarah Internasional

Komentar Pengguna