Pendidikan
Silvi Andriyani

Tes Kemampuan Akademik (TKA) Jenjang SMA Sederajat: Antara Tekanan, Evaluasi, dan Bangkitnya Semangat Belajar Peserta Didik

Tes Kemampuan Akademik (TKA) Jenjang SMA Sederajat: Antara Tekanan, Evaluasi, dan Bangkitnya Semangat Belajar Peserta Didik

03 November 2025 | 10:59

keboncinta--Gema derak keyboard dan helaan napas sejenak seakan menjadi lagu latar belakang di Ruang 1 Tes Kemampuan Akademik (TKA) Madrasah Aliyah Kebon Cinta. Itulah potret kecil dari pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik, atau yang akrab disebut TKA. Sekali lagi, tes ini menjadi gelombang yang menyapa para peserta didik, membawa serta secercah harapan bagi sebagian, dan seberkas gundah bagi yang lain.

Di mata banyak sekolah, TKA adalah sebuah kompas. Ia bukan sekadar deretan soal yang harus dijawab, melainkan sebuah "cek kesehatan" akademik yang jujur. "Dari sini kita bisa tahu, di mana titik lemah kita secara kolektif," ujar Sufia Lutfi Kannisa, wakil kepala madrasah bidang kurikulum Madrasah Aliyah Kebon Cinta. Bagi para guru, hasil ini adalah petunjuk emas untuk meracik strategi mengajar yang lebih tepat sasaran, sebuah peta untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan belajar.

Tak heran jika banyak pihak mendukung kehadiran TKA. Ia dianggap sebagai simulasi tanding yang sempurna sebelum para siswa terjun ke medan perang sesungguhnya: UTBK. Namun, di sisi lain, kekhawatiran juga bermunculan, bahkan terasa begitu nyata. Bagi sebagian siswa, TKA adalah beban tambahan lebih miris lagi, tes seperti ini seringkali menjadi lahan subur bagi bisnis bimbingan belajar yang memakan biaya tak sedikit, menciptakan sebuah gap yang terasa begitu dalam antara siswa yang mampu dan yang tidak.

Tapi, di balik pro dan kontra ini, ada sebuah cerita yang sering terlewatkan. Sebuah hikmah yang tidak terukur oleh angka, tapi terasa. TKA, bagi banyak siswa, adalah seperti setrum kecil yang menyengat—tidak untuk melukai, tapi untuk membangunkan dari tidur nyenyak (zona nyaman).

Kita seringkali merasa sudah cukup puas dengan nilai 80 atau 85 di rapor. Kita merasa sudah berada di jalur yang aman. Tapi ketika hasil TKA keluar dan menunjukkan angka yang jauh dari ekspektasi, itulah saatnya sadar diri menyapa. Sebaagian besar peserta didik kelas 12 Madrasah Aliyah Kebon Cinta mengaku semangat belajarnya bangkit kembali setelah mengetahui pelaksanaan TKA.

Inilah hikmah terbesarnya. TKA berhasil mengembalikan target belajar yang selama ini mungkin kabur. Target yang sebelumnya hanya "belajar giat" berubah menjadi "harus bisa naik 20 poin di tes berikutnya" atau "aku harus kuasai bab ini". Target yang spesifik ini lebih mudah dikejar, dan setiap kali berhasil mencapainya, rasa percaya diri dan semangat akan terisi kembali, bahkan mungkin lebih membara dari sebelumnya.

Pada akhirnya, TKA hanyalah alat. Ia bisa jadi pisau yang tajam untuk mengasah kemampuan, tapi juga bisa jadi beban yang melukai jika disikapi dengan salah. Tugas sekolah, guru, dan orang tua adalah membingkai hasil tes ini bukan sebagai vonis final, melainkan sebagai peta jalan yang menunjukkan di mana kita berada sekarang dan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan bagi para siswa, angka-angka itu bisa menjadi pemicu, sebuah pengingat bahwa api semangat juang harus terus dijaga, agar nantinya tidak hanya lulus, tapi juga berjaya.

Tags:
pendidikan TKA 2025 Kisi-Kisi TKA Web TKA 2025

Komentar Pengguna