Sejarah
Rahman Abdullah

Kisah Heroik Hayreddin Barbarossa: Pahlawan Laut Islam yang Menguasai Wilayah Mediterania

Kisah Heroik Hayreddin Barbarossa: Pahlawan Laut Islam yang Menguasai Wilayah Mediterania

02 November 2025 | 19:53

Keboncinta.com-- Di penghujung abad ke-15 dan awal abad ke-16 Masehi, sebuah nama mulai menggema di laut Mediterania, yaitu Hayreddin Barbarossa.

Nama Hayreddin Barbarossa (dalam bahasa Turki: Hızır Reis, berarti “Hızır Sang Pelaut”) adalah salah satu nama paling disegani dalam sejarah maritim Islam. Ia lahir sekitar tahun 1478 di Pulau Lesbos, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah.

Nama “Barbarossa” berasal dari bahasa Italia yang berarti “Si Janggut Merah”, julukan yang diberikan oleh pelaut Eropa karena warna janggutnya yang kemerahan dan reputasinya yang menakutkan di lautan.

Bersama saudaranya, Oruç Reis, Hayreddin memulai hidup sebagai pelaut dan pedagang, sebelum akhirnya menjadi tokoh penting dalam sejarah Laut Tengah.

Baca Juga: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sambut Menteri Wakaf Suriah, Bahas Pertukaran Dosen dan Mahasiswa

Pada awal abad ke-16, situasi politik di Mediterania sangat kompleks. Spanyol dan Portugis tengah memperluas kekuasaan kolonial, sementara armada Kristen kerap menyerang kota-kota pesisir Afrika Utara.

Hayreddin dan Oruç Reis berjuang melindungi penduduk Muslim di wilayah tersebut dari penindasan kolonial. Mereka kemudian dikenal sebagai pelaut pembela umat Islam, bukan bajak laut seperti digambarkan dalam sumber Barat.

Ketika Oruç gugur dalam pertempuran melawan Spanyol, Hayreddin meneruskan perjuangan saudaranya dan berhasil membebaskan Aljazair dari pengaruh Spanyol pada tahun 1516.

Ia kemudian menyerahkan kekuasaan atas Aljazair kepada Sultan Suleiman I dari Kesultanan Utsmaniyah, dan diangkat sebagai Gubernur sekaligus Laksamana Agung (Kapudan Pasha) armada laut Utsmaniyah.

Baca Juga: Lee Jae Myung Puji Peran Indonesia di Asia, Prabowo Tegaskan Komitmen Kerja Sama Strategis

Kejayaan Hayreddin Barbarossa mencapai puncaknya pada Pertempuran Preveza (1538), di mana ia memimpin armada Utsmaniyah menghadapi gabungan kekuatan laut Kristen Eropa yang dipimpin oleh Andrea Doria.

Meskipun pasukannya kalah jumlah, Hayreddin menunjukkan strategi laut yang brilian. Ia memanfaatkan arus laut, formasi kapal, dan taktik tipu musuh untuk memukul mundur armada gabungan Spanyol, Venesia, dan Kepausan.

Kemenangan ini mengukuhkan dominasi Kesultanan Utsmaniyah atas Laut Mediterania selama lebih dari tiga dekade. Sejak itu, nama Hayreddin Barbarossa menjadi simbol kejayaan maritim dunia Islam dan kekuatan strategi militer laut Utsmaniyah.

Baca Juga: Sejarah Penyerbuan Bastille: Titik Balik Revolusi Prancis dan Lahirnya Dunia Modern

Selain sebagai panglima perang, Barbarossa juga dikenal sebagai diplomat ulung dan arsitek modernisasi armada laut Utsmaniyah. Di bawah kepemimpinannya, pelabuhan Istanbul dan Aljazair berkembang menjadi pusat armada laut yang tangguh.

Ia membangun sistem pelatihan pelaut, memperkuat galangan kapal, dan membentuk jaringan intelijen maritim untuk memantau pergerakan musuh.

Barbarossa juga aktif dalam misi diplomatik, menjalin hubungan dengan Prancis, dan membantu melindungi Muslim Andalusia yang melarikan diri dari Spanyol setelah kejatuhan Granada.

Setelah masa panjang pengabdian di laut, Hayreddin Barbarossa pensiun dan menetap di Beşiktaş, Istanbul, tempat ia menulis Memoir of Hayreddin Barbarossa — catatan hidup dan strategi militernya. Ia wafat pada tahun 1546, meninggalkan warisan besar dalam sejarah maritim dunia.

Baca Juga: Kemendikdasmen Tetapkan TKA sebagai Alat Ukur Nasional: Wujudkan Pendidikan Adil dan Setara bagi Semua

Saat ini, makamnya berada di Istanbul dan menjadi tempat ziarah dan simbol kebanggaan bangsa Turki.

Namanya diabadikan pada berbagai kapal perang modern Turki, termasuk TCG Barbaros, sebagai penghormatan atas jasanya menjaga kehormatan dan kedaulatan laut Islam.

Kisah Hayreddin Barbarossa bukan sekadar legenda laut. Ia melambangkan semangat keberanian, kecerdasan strategi, dan kesetiaan pada agama serta bangsanya.

Dalam konteks modern, ia menjadi inspirasi bagi dunia Islam tentang pentingnya kemandirian maritim, diplomasi global, dan penguasaan teknologi pertahanan. Seperti halnya dulu, kekuatan di laut tetap menjadi penentu kedaulatan bangsa.

Baca Juga: Kemenag Beri “Golden Ticket” untuk Siswa dan Pengurus Rohis Berprestasi Masuk PTKIN Tanpa Tes

Hayreddin Barbarossa membuktikan bahwa seorang pemimpin yang berani, visioner, dan beriman dapat mengubah jalannya sejarah dunia.***

Tags:
Sejarah Internasional Khazanah Islam

Komentar Pengguna