Keboncinta.com-- Kompetensi terakhir dalam TKA Bahasa Indonesia adalah Evaluasi dan Apresiasi. Pemahaman soal ini membahas kemampuan menilai isi, bahasa, dan nilai dari karya sastra maupun non-sastra. Tujuan pembahasan soal Evaluasi dan Apresiasi ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya tentang memahami teks, tetapi juga menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pengertian Evaluasi dan Apresiasi
Evaluasi
Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai isi, struktur, dan bahasa suatu karya berdasarkan kriteria tertentu. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, evaluasi berarti siswa mampu memberikan penilaian kritis terhadap kelebihan dan kekurangan sebuah karya, seperti teks, puisi, atau cerpen. Penilaian ini dilakukan secara objektif dan argumentatif, sesuai dengan unsur-unsur yang membentuk karya tersebut.
Apresiasi
Apresiasi adalah kemampuan untuk memahami, menikmati, dan menghargai nilai keindahan, makna, atau pesan yang terkandung dalam sebuah karya. Tujuannya bukan sekadar menilai, tetapi juga menghayati dan merasakan nilai estetik serta moral yang disampaikan pengarang. Apresiasi membantu siswa menjadi lebih peka terhadap karya sastra dan non-sastra, serta menumbuhkan sikap menghormati karya orang lain.
Jenis Karya yang Dinilai
Baik karya fiksi maupun nonfiksi dapat menjadi bahan dalam kompetensi ini.
Contoh Soal Evaluasi dan Apresiasi
Bacalah penggalan berikut!
Dalam cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku”, Seno Gumira Ajidarma menggunakan gaya bahasa yang puitis untuk menggambarkan kerinduan tokoh utama. Namun, alur cerita yang digunakan cenderung tidak kronologis.
1. Berdasarkan teks tersebut, bagaimana penilaian yang tepat terhadap cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku”?
A. Cerpen ini gagal menyampaikan pesan karena alurnya tidak jelas.
B. Penggunaan gaya bahasa puitis berhasil memperkuat suasana rindu meskipun alur tidak kronologis.
C. Alur tidak kronologis membuat pembaca bingung dan kehilangan makna cerita.
D. Cerpen ini hanya menonjolkan keindahan bahasa tanpa makna mendalam.
E. Cerpen ini sebaiknya ditulis ulang agar lebih mudah dipahami.
Jawaban: B
Pembahasan: Evaluasi dilakukan dengan menilai kekuatan dan kelemahan karya. Dalam hal ini, keindahan gaya bahasa puitis menjadi keunggulan yang menutupi kelemahan alur.
Bacalah penggalan berikut!
Puisi “Ibu” karya Chairil Anwar menggambarkan sosok ibu dengan kata-kata sederhana namun sarat makna. Kejujuran emosi dalam puisinya membuat pembaca dapat merasakan kasih sayang mendalam seorang anak kepada ibunya.
2. Sikap apresiatif yang tepat terhadap puisi tersebut adalah...
A. Mengkritik pilihan kata yang terlalu sederhana.
B. Menganggap puisi tersebut kurang menyentuh karena pendek.
C. Menghargai kejujuran emosi dan makna kasih sayang yang tulus dalam puisi.
D. Menganggap puisi itu biasa saja karena temanya umum.
E. Menilai puisi itu tidak sesuai dengan zaman modern.
Jawaban: C
Pembahasan: Apresiasi menekankan kemampuan memahami dan menghargai nilai keindahan serta pesan dalam karya sastra.
Bacalah penggalan berikut!
Dalam novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata berhasil menggambarkan semangat anak-anak Belitung untuk terus belajar meski dalam keterbatasan. Namun, beberapa bagian cerita terasa terlalu panjang dan berulang.
3. Pernyataan yang menunjukkan kemampuan evaluasi dan apresiasi sekaligus adalah...
A. Novel ini terlalu panjang sehingga membosankan.
B. Novel ini menggambarkan perjuangan pendidikan dengan menyentuh, meskipun beberapa bagian kurang efektif.
C. Penulis sebaiknya menyingkat novel agar lebih menarik.
D. Novel ini hanya berisi kisah masa kecil penulis tanpa pesan penting.
E. Cerita ini terlalu emosional dan tidak realistis.
Jawaban: B
Pembahasan: Jawaban ini menunjukkan penilaian (evaluasi) terhadap kelemahan struktur serta penghargaan (apresiasi) terhadap nilai dan pesan dalam karya.
Menguasai kompetensi Evaluasi dan Apresiasi dalam Bahasa Indonesia bukan sekadar untuk menjawab soal TKA, tetapi juga untuk menumbuhkan sikap kritis dan menghargai karya orang lain. Melalui kemampuan menilai, siswa belajar memahami makna di balik sebuah karya, sementara melalui apresiasi, mereka belajar melihat keindahan dan pesan yang tersirat di dalamnya. Dengan demikian, TKA bukan hanya menjadi ajang mengukur kemampuan akademik, tetapi juga sarana membentuk karakter yang bijak, terbuka, dan menghormati setiap bentuk ekspresi karya manusia.