Keboncinta--Dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), mata pelajaran Sejarah resmi ditetapkan sebagai salah satu mapel pilihan. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah positif untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dan memperkuat karakter kebangsaan di kalangan pelajar.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjelaskan bahwa kehadiran Sejarah dalam TKA bukan sekadar uji hafalan, tetapi untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan pemahaman siswa terhadap peristiwa masa lalu yang membentuk kehidupan bangsa saat ini.
Pada TKA tahun ini, Sejarah masuk ke dalam kelompok Humaniora dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dipilih dalam mata pelajaran pilihan dalam TKA. Materi yang diujikan mencakup analisis kronologi peristiwa, hubungan antarperubahan sosial, serta interpretasi sumber sejarah.
TKA sejarah bertujuan untuk mengukur kemampuan murid dalam memahami dan mengkaji peristiwa sejarah dalam konteks ruang dan watu, serta mengembangkan kemampuan berpikir historis murid. Pada tes sejarah tidak hanya mengukur pengetahuan murid tentang data dan fakta sejarah tetapi juga kemampuan menganalisis, mengkritisi, menghubungkan, menginterpretasi, serta merefleksikan peristiwa sejarah dengan konteks soaial, ekonomi, politik, dan budaya serta jiwa zaman (Salinan Perkaban Nomor 45 Tahun 2025 tentang Kerangka Asesmen TKA SMA-MA dan SMK-MAK.).
TKA searah berfokus pada kemampuan memahami perubahan berkelanjutan sejarah, serta mengidentifikasi sebab-akibat dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia mulai dari periode Hindu-Budha hingga Reformasi. Sehingga tes dalam mata pelajaran sejarah tidak lagi berfokus pada hafalan tanggal, nama, dan tempat tetapi berfokus pada kemampuan berpikir historis.