keboncinta— Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menegaskan bahwa Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) akan menguji mata pelajaran Sejarah dengan pendekatan penalaran historis.
Berbeda dengan ujian tradisional yang menekankan hafalan, TKA Sejarah tahun 2025 difokuskan pada kemampuan analitis, kritis, dan interpretatif siswa terhadap peristiwa sejarah, sumber-sumber dokumen, serta relevansinya bagi kehidupan masa kini.
“tes mata pelajaran sejarah tidak lagi berfokus pada ujian mengingat tokoh dan tahun, tetapi berfokus pada kemampuan berpikir historis dimana perserta harus mampu menafsirkan, menganalisis, dan memahami hubungan sebab akibat dalam peristiwa sejarah” ujar Silvi Andriyani, Guru Mata Pelajaran Sejarah (9/10)
Adapun muatan materi yang diujikan menurut dokumen resmi Peraturan Kepala BSKAP Nomor 045/H/AN/2025 tentang Kerangka Asesmen TKA SMA/MA dan SMK/MAK, materi TKA Sejarah mencakup enam pokok bahasan utama:
· Pengantar Ilmu Sejarah
· Periode Kerajaan Hindu-Budha dan Islam
· Perlawanan terhadap bangsa Eropa
· Pergerakan nasional sampai proklamasi kemerdekaan
· Revolusi kemerdekaan Indonesia samapai demokrasi terpimpin
· Orde baru samapai reformasi
TKA sejarah tidak hanya mengukur pengetahuan data dan fakta sejarah tetapi lebih berfokus pada keterampilan berpikir historis. Sehingga dalam soal TKA sejarah akan menggunakan bacaan atau ilustrasi berdasarkan sumber sejarah, tentang kronologi, sebab akibat, serta berkesinambungan dan perubahan dalam sejarah bangsa Indonesia mulai dari masa Kerajaan Hindu-Budha hingga masa Reformasi.
Pada bacaan dan ilustrasi yang ditampilkan dalam soal TKA sejarah akan disertai kutipan dokumen, peta, tabel, dan foto yang membantu siswa dalam melakukan analisis terhadap peristiwa sejarah.
Muatan TKA Sejarah tahun 2025 dirancang selaras dengan prinsip Kurikulum Merdeka dan pendekatan berpikir historis. Asesmen ini tidak hanya menilai penguasaan kronologi, tetapi juga kemampuan menafsirkan makna dan relevansi sejarah bagi kehidupan masa kini. Oleh karena itu, TKA Sejarah bukan sekadar alat seleksi, melainkan sarana untuk menilai kualitas berpikir kritis generasi muda Indonesia dalam memahami identitas dan perjalanan bangsanya.
Referensi: