Pernikahan
M. Fadhli Dzil Ikram

Makna Filosofis Prosesi Sawer dalam Adat Sunda

Makna Filosofis Prosesi Sawer dalam Adat Sunda

14 September 2025 | 11:01

keboncinta.com --- Dalam pernikahan adat Sunda, ada satu prosesi yang selalu menarik perhatian, yaitu sawer. Prosesi ini biasanya dilakukan setelah akad nikah, di mana kedua pengantin duduk berdampingan lalu ditaburi campuran beras kuning, uang logam, permen, dan bunga oleh orang tua atau sesepuh keluarga.

Sekilas tampak seperti ritual meriah, namun di baliknya, sawer memiliki makna filosofis yang dalam bagi kehidupan rumah tangga.


Asal-Usul Tradisi Sawer

Kata sawer dalam bahasa Sunda berarti “menaburkan” atau “menyebarkan”. Dalam konteks pernikahan, sawer adalah simbol penyebaran doa, rezeki, dan keberkahan bagi pasangan yang baru menikah. Tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun dan menjadi salah satu ciri khas pernikahan adat Sunda.

Baca juga : Pernikahan Adat Sunda: Prosesi, Makna, dan Filosofinya


Simbol-Simbol dalam Prosesi Sawer

  1. Beras Kuning
    Melambangkan kemakmuran, doa agar keluarga baru selalu berkecukupan dan diberkahi rezeki halal.

  2. Uang Logam
    Simbol rezeki yang harus dicari dengan halal, sekaligus pengingat agar pasangan dermawan dan suka berbagi.

  3. Permen
    Menggambarkan kehidupan rumah tangga yang manis, penuh cinta dan kebahagiaan.

  4. Bunga Setaman
    Mewakili keharuman nama baik keluarga, sekaligus doa agar rumah tangga selalu harmonis dan sejuk.


Filosofi Prosesi Sawer

  • Berbagi Kebahagiaan → saat sawer, anak-anak dan tamu biasanya berebut uang atau permen. Ini mengajarkan pasangan bahwa kebahagiaan akan bertambah ketika dibagi.

  • Nasihat untuk Pengantin → biasanya prosesi sawer disertai tembang saweran, yaitu nyanyian berisi petuah tentang kesetiaan, kesabaran, dan tanggung jawab dalam rumah tangga.

  • Doa Restu Orang Tua → penaburan dilakukan oleh orang tua atau sesepuh sebagai simbol restu agar rumah tangga baru penuh berkah.


Sawer dalam Era Modern

Kini, prosesi sawer tetap dilestarikan meski dengan sentuhan lebih modern. Ada yang menggunakan amplop kecil sebagai pengganti uang logam, atau menambahkan bunga segar sebagai estetika. Namun, esensinya tetap sama: berbagi, mendoakan, dan menyebarkan keberkahan.

Baca juga : Makna Filosofis Prosesi Siraman dalam Adat Jawa


Kesimpulan

Sawer dalam adat Sunda bukan sekadar ritual tabur uang dan bunga. Ia adalah simbol doa, restu, dan pengingat bahwa rumah tangga harus dibangun dengan rezeki halal, kebaikan, serta kebahagiaan yang dibagi bersama.

Dengan memahami filosofi sawer, pasangan pengantin tidak hanya menjalani prosesi adat, tetapi juga menghayati pesan luhur di baliknya.

Tags:
budaya indonesia Pernikahan Dini

Komentar Pengguna