Khazanah
M. Panji Maulana

Kemenag Dorong Pesantren Jadi Poros Ekonomi Umat melalui Gagasan “Kampung Keren”

Kemenag Dorong Pesantren Jadi Poros Ekonomi Umat melalui Gagasan “Kampung Keren”

29 Oktober 2025 | 14:49

Keboncinta.com-Kementerian Agama terus memperkuat peran pesantren dalam pembangunan bangsa. Tidak hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan, pesantren kini diarahkan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat melalui gagasan “Kampung Keren” atau Kampung Kemandirian Pesantren.

Konsep ini diperkenalkan sebagai model baru yang menempatkan pesantren sebagai poros ekonomi berbasis spiritualitas dan nilai keberkahan.

Dalam BAZNAS Development Forum III di Jakarta, Senin (27/10/2025), Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menjelaskan bahwa pesantren di masa depan diharapkan tidak hanya unggul dalam pembinaan spiritual, tetapi juga mandiri dalam bidang ekonomi.

Ia menuturkan bahwa Kampung Keren dirancang agar pesantren mampu membangun kemandirian dan memberikan kontribusi signifikan dalam penguatan ekonomi masyarakat.

Gagasan Kampung Keren diposisikan sebagai sebuah ekosistem pemberdayaan yang menjadikan pesantren pusat aktivitas ekonomi lokal. Melalui program ini, pesantren diharapkan menjadi simpul yang menghubungkan potensi santri, UMKM, petani, nelayan, dan masyarakat sekitar sehingga tercipta kolaborasi dalam rantai ekonomi produktif.

Amien mengungkapkan bahwa pengembangan ekonomi pesantren juga harus selaras dengan nilai-nilai spiritualitas. Dengan demikian, arah ekonomi umat bukan sekadar mengejar keuntungan, melainkan menekankan pada keberkahan dan kemaslahatan sosial.

Ia memandang bahwa pesantren memiliki modal sosial besar berupa keikhlasan, kedisiplinan, dan kejujuran yang dapat menjadi landasan etika ekonomi yang kuat.

Program ini akan mengintegrasikan pendidikan, dakwah, serta kewirausahaan. Pesantren nantinya akan mengembangkan berbagai unit usaha seperti koperasi, toko bahan pokok, usaha pengolahan hasil pertanian, hingga layanan jasa yang dikelola oleh santri dan masyarakat.

Pendekatan ini juga dinilai mampu menghidupkan kembali tradisi gotong royong di lingkungan pesantren, sehingga pembangunan dilakukan dengan prinsip saling menguatkan dan berkeadilan.

Amien menegaskan bahwa keberhasilan Kampung Keren harus dibangun melalui kerja sama banyak pihak. Program ini akan didukung oleh Kementerian Agama, BAZNAS, Kemenkop UKM, Badan Gizi Nasional, pemerintah daerah, serta dunia usaha.

Kolaborasi tersebut menciptakan sinergi antara ekonomi dan spiritualitas yang dapat menjadi model pemberdayaan umat berbasis pesantren.

Selain memperkuat kemandirian ekonomi, Kampung Keren juga ditargetkan dapat mendukung ketahanan pangan dan gizi santri melalui keterpaduan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dengan demikian, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga mampu menciptakan komunitas yang sehat dan berdaya secara sosial.

Ia juga menilai bahwa eksistensi pesantren selama ini telah terbukti tangguh menghadapi berbagai tantangan zaman. Meski mayoritas tidak dikelola negara, lebih dari 42 ribu pesantren tetap dapat bertahan karena dukungan masyarakat.

Oleh karena itu, Kampung Keren dipandang sebagai upaya mengembalikan pesantren pada peran historisnya sebagai pusat peradaban umat.

Dalam visi besarnya, Kementerian Agama ingin membangun ekonomi umat yang adil, inklusif, dan berkeadilan melalui penguatan pesantren. Jiwa kewirausahaan yang berlandaskan akhlak mulia diharapkan tumbuh di kalangan santri dan masyarakat sekitar.

Amien menekankan bahwa pesantren selama ini menjadi benteng moral bangsa, sehingga sudah selayaknya pesantren juga mengambil peran sebagai penggerak ekonomi umat yang bermartabat dan menyejahterakan.***

Tags:
kemenag pesantren mandiri kampung keren

Komentar Pengguna