Keboncinta.com-- Periode Sengoku dan era setelahnya dalam sejarah Jepang selalu menarik untuk dibahas. salah satunya masa ketika Jepang memasuki era Keshogunan Tokugawa.
Keshogunan Tokugawa, atau lebih dikenal juga sebagai Edo Bakufu adalah salah satu periode terpenting dalam sejarah Jepang. Dinasti militer ini didirikan oleh Tokugawa Ieyasu pada tahun 1603 M setelah memenangkan Pertempuran Sekigahara.
Kemenangan tersebut menandai akhir dari masa Sengoku—era peperangan saudara yang berkepanjangan—dan menjadi awal dari stabilitas politik yang bertahan lebih dari dua setengah abad lamanya.
Berbeda dengan pemerintahan militer sebelumnya, Tokugawa menerapkan sistem pemerintahan yang sangat terorganisasi. Shogun berada di puncak hierarki kekuasaan, sedangkan kaisar tetap menjadi simbol spiritual dan budaya tanpa kewenangan politik nyata.
Baca Juga: Jejak Kepemimpinan Oda Nobunaga dalam Menyatukan Negeri Jepang pada Era Sengoku
Kemudian untuk para daimyo (tuan tanah) dikendalikan melalui sistem sankin-kōtai—kewajiban tinggal bergantian antara wilayah kekuasaan mereka dan ibu kota Edo. Strategi ini berhasil mencegah pemberontakan dan memperkuat kontrol pusat atas daerah.
Salah satu ciri khas masa Keshogunan Tokugawa adalah terciptanya stabilitas sosial dan politik yang relatif panjang. Kelas sosial Jepang saat itu terbagi jelas: samurai, petani, pengrajin, dan pedagang.
Meskipun stratifikasi sosial ini membatasi mobilitas, ia juga menciptakan keteraturan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan. Kota Edo berkembang menjadi salah satu kota terbesar di dunia pada abad ke-18, menjadi pusat seni, sastra, dan teater kabuki.
Pemerintah Keshogunan Tokugawa menerapkan kebijakan sakoku (negara tertutup) sejak 1630-an, yaitu membatasi interaksi Jepang dengan dunia luar. Imabsnya, hanya pelabuhan Nagasaki yang dibuka untuk perdagangan terbatas dengan Belanda dan Cina.
Baca Juga: Perang Shiffin: Sengketa Kekuasaan yang Lahirkan Perpecahan antara Sunni, Syiah, dan Khawarij
Walau terlihat sebagai bentuk isolasi, kebijakan ini justru menjaga stabilitas internal Jepang dari pengaruh penjajahan Barat, sambil memungkinkan pengembangan ekonomi domestik.
Kemudian, pada pertengahan abad ke-19, kedatangan armada Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat memaksa Jepang membuka diri terhadap dunia luar.
Tekanan internasional, ditambah dengan ketegangan internal, menyebabkan runtuhnya Keshogunan Tokugawa pada tahun 1868. Dengan mundurnya Tokugawa, maka kekuasaan dikembalikan kepada Kaisar Meiji, hal ini menandai awal era modernisasi Jepang yang pesat.
Keshogunan Tokugawa adalah tonggak penting dalam sejarah Jepang karena berhasil menciptakan stabilitas politik dan sosial selama lebih dari 250 tahun.
Baca Juga: Peran Badiuzzaman Said Nursi dalam Revitalisasi Spiritualitas Islam di Era Sekularisasi Turki Modern
Dengan sistem pemerintahan yang cermat dan kebijakan isolasi yang strategis, periode ini membentuk fondasi bagi modernisasi Jepang di era selanjutnya.***