Keboncinta.com-- Indonesia selalu bangga menyebut “bonus demografi”, tapi lupa bahwa bonus bisa berubah jadi beban jika generasi mudanya hanya diajarkan melamar kerja, bukan menciptakan pekerjaan. Pendidikan dan ekonomi kita terlalu lama menanamkan mental “aman” — padahal zaman menuntut keberanian untuk mengambil risiko.
Dari Mental Pegawai ke Mental Pencipta
Kita hidup di era di mana satu ide bisa menciptakan ribuan lapangan kerja. Startup, ekonomi digital, dan industri kreatif membuktikan: yang berani berpikir berbeda justru mengubah peta ekonomi. Namun, banyak anak muda masih diajarkan rumus lama — “belajar yang rajin supaya cepat diterima kerja.”
Paradigma ini perlu dirombak. Generasi muda tidak boleh sekadar kompeten, tapi harus kreatif. Dunia bisnis modern tidak lagi menunggu ijazah, tetapi ide. Di tengah krisis dan disrupsi, daya cipta adalah mata uang baru.
Kewirausahaan Sebagai Etika, Bukan Sekadar Ekonomi
Menjadi pencipta bukan hanya soal uang, tapi soal tanggung jawab. Wirausaha sejati bukan yang sekadar mengejar profit, tetapi yang menciptakan nilai — membuka lapangan kerja, mengubah sistem, dan memberi solusi sosial. Itulah wirausaha dalam makna etis: menciptakan sesuatu yang membuat hidup orang lain lebih baik.
Sekolah dan universitas perlu menanamkan semangat itu: bahwa kegagalan bukan aib, melainkan bagian dari proses berpikir. Karena yang menakutkan bukan gagal berbisnis, tapi takut mencoba.
Ekosistem yang Membebaskan
Negara dan lembaga pendidikan seharusnya membangun ekosistem yang menumbuhkan keberanian berinovasi: kurikulum yang memberi ruang proyek nyata, akses modal bagi ide segar, dan budaya yang menghargai kreativitas lebih dari kepatuhan.
Generasi muda tidak butuh disuruh bekerja keras — mereka sudah melakukannya. Yang mereka butuh adalah ruang untuk bekerja bermakna.
Dari Konsumen Menjadi Produsen Gagasan
Bangsa yang besar bukan yang punya banyak pekerja, tapi banyak pencipta.
Saatnya generasi muda berhenti menunggu lowongan, dan mulai membuka kemungkinan.
Karena masa depan tidak ditulis oleh pelamar kerja, tapi oleh mereka yang berani menciptakan pekerjaan.
Contributor: Tegar Bagus Pribadi