Pernikahan
M. Fadhli Dzil Ikram

Risiko Stunting akibat Pernikahan Dini

Risiko Stunting akibat Pernikahan Dini

15 September 2025 | 01:06

keboncinta.com --- Menikah di usia muda bukan cuma berpengaruh pada kehidupan rumah tangga, tapi juga bisa berdampak besar pada kesehatan anak. Salah satu dampak paling serius adalah stunting, yaitu kondisi anak gagal tumbuh sehingga badannya lebih pendek dari anak seusianya.

Masalah ini penting karena stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi juga bisa memengaruhi kecerdasan, kesehatan, bahkan masa depan anak.


Apa Itu Stunting?

Menurut WHO (2015), stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi dalam waktu lama. Anak stunting juga cenderung lebih mudah sakit dan kurang produktif saat dewasa.

Di Indonesia, menurut Riskesdas 2018, angka stunting masih sekitar 30,8%. Meski pemerintah terus menurunkannya, pernikahan dini menjadi salah satu faktor yang memperburuk keadaan.

Baca juga : Dampak Pernikahan Dini terhadap Kesehatan Reproduksi


Kenapa Pernikahan Dini Bisa Menyebabkan Stunting?

  1. Ibu Belum Siap Hamil
    Organ reproduksi remaja belum matang, sehingga kehamilan berisiko tinggi. Janin bisa kekurangan gizi sejak dalam kandungan.

  2. Kurang Pengetahuan tentang Gizi
    Banyak pasangan muda yang belum tahu pentingnya gizi seimbang selama hamil dan masa menyusui.

  3. Ekonomi Belum Stabil
    Menurut BKKBN (2021), sebagian besar pernikahan dini terjadi di keluarga miskin. Akibatnya, anak lebih sulit mendapat asupan gizi lengkap.

  4. Risiko Bayi Prematur
    Penelitian UNICEF (2020) menunjukkan bayi dari ibu remaja lebih rentan lahir prematur atau dengan berat badan rendah—dua kondisi utama penyebab stunting.

  5. Pola Asuh yang Belum Matang
    Ibu muda sering kesulitan memberikan ASI eksklusif atau pola asuh sehat, sehingga anak rawan gizi buruk.


Dampak Stunting pada Anak

  • Badan pendek dari standar usianya.

  • Daya pikir kurang optimal → bisa memengaruhi prestasi belajar.

  • Imun tubuh lemah, mudah sakit.

  • Saat dewasa, produktivitas rendah sehingga berpengaruh ke ekonomi keluarga dan negara.


Data di Indonesia

  • BPS (2022): pernikahan dini masih terjadi di banyak daerah, terutama pedesaan.

  • Kemenkes (2021): anak dari ibu <19 tahun memiliki risiko stunting lebih tinggi dibanding anak dari ibu usia matang.

  • BKKBN (2023): pencegahan pernikahan dini menjadi salah satu strategi utama menekan angka stunting nasional.

Baca juga : Pernikahan Dini: Antara Budaya, Agama, dan Tantangan Zaman Modern


Pandangan Islam

Islam tidak melarang pernikahan, tetapi menekankan kesiapan. Rasulullah SAW bersabda:

ูŠูŽุง ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŽ ุงู„ุดูŽู‘ุจูŽุงุจูุŒ ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุทูŽุงุนูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู ุงู„ู’ุจูŽุงุกูŽุฉูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆูŽู‘ุฌู’

Artinya:
“Wahai para pemuda, barang siapa sudah mampu (secara fisik dan finansial), maka menikahlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini jelas: syarat menikah bukan sekadar umur, tapi juga kemampuan lahir batin, termasuk kesiapan menjaga anak agar sehat.


Cara Mencegah Stunting karena Pernikahan Dini

  1. Menunda pernikahan sampai usia minimal 19 tahun (sesuai UU No. 16 Tahun 2019).

  2. Edukasi gizi dan kesehatan reproduksi sejak remaja.

  3. Perkuat ekonomi keluarga agar mampu memenuhi kebutuhan anak.

  4. Ikuti konseling pra-nikah di KUA atau puskesmas.


Kesimpulan

Pernikahan dini terbukti meningkatkan risiko anak lahir stunting. Ibu yang terlalu muda belum siap secara fisik dan mental, sehingga anak kekurangan gizi dan gagal tumbuh.

Kalau kita ingin mencetak generasi yang sehat dan cerdas, maka menikah sebaiknya dilakukan setelah benar-benar siap.

Baca juga : Apa Itu Arti Nikah? Pemahaman, Tujuan, dan Makna Pernikahan dalam Islam


Referensi

  • Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2021 & 2023. Laporan Percepatan Penurunan Stunting.

  • Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

  • Badan Pusat Statistik (BPS). 2022. Statistik Perkawinan Anak di Indonesia.

  • WHO. 2015. Child Growth Standards.

  • UNICEF. 2020.

Tags:
Pernikahan Pernikahan Dini Stunting

Komentar Pengguna