keboncinta.com --- Ketika Windows gagal boot dan menampilkan pesan “Your PC Did Not Start Correctly”, banyak pengguna panik. Beruntung, masalah ini sering bisa diselesaikan dengan langkah sederhana — seperti restart — atau dengan alat pemulihan bawaan Windows seperti Startup Repair dan System Restore. Artikel ini memberikan panduan sistematis: langkah cepat yang harus dicoba, cara menggunakan Safe Mode, memperbaiki konfigurasi boot, sampai opsi reset sebagai jalan terakhir. Ikuti langkah-langkah di bawah ini dengan tenang dan berurutan.
Langkah pertama: restart komputer — seringkali ini cukup.
Jika restart gagal, gunakan Startup Repair atau System Restore dari menu Advanced options.
Safe Mode memungkinkan Anda menghapus update atau driver bermasalah.
Jika semua gagal, pertimbangkan opsi Reset this PC atau instal ulang — cadangkan data bila memungkinkan.
Pesan “Your PC Did Not Start Correctly” adalah indikator bahwa proses boot Windows terganggu. Penyebab umum meliputi:
Pemadaman listrik atau shutdown saat Windows sedang booting.
Update Windows yang gagal atau konflik driver setelah pembaruan.
File sistem atau Boot Configuration Data (BCD) yang korup.
Perubahan konfigurasi yang tidak kompatibel (mis. software baru, driver, atau setting BIOS/UEFI).
Kerusakan hardware (mis. SSD/HDD bermasalah, RAM).
Mengetahui penyebab membantu memilih langkah perbaikan yang tepat.
Sebelum masuk solusi rumit, lakukan restart penuh. Pada layar error pilih Restart. Banyak kasus penyebabnya bersifat sementara — restart sering mengembalikan kondisi normal.
Jika restart tidak menyelesaikan masalah, jalankan Startup Repair yang otomatis memindai dan memperbaiki file penting yang menggagalkan boot.
Cara mengakses dari layar error:
Pilih Advanced options > Troubleshoot > Advanced options > Startup Repair.
Login ke akun Anda bila diminta, lalu biarkan tool bekerja.
Setelah selesai, restart PC dan periksa apakah Windows bisa boot normal.
Startup Repair efektif untuk masalah file sistem umum, tetapi tidak selalu bisa memperbaiki kerusakan BCD yang parah atau masalah hardware.
Safe Mode memuat Windows dengan layanan dan driver minimal — berguna untuk membatalakan perubahan yang menyebabkan crash.
Untuk masuk Safe Mode dari menu recovery:
Advanced options > Troubleshoot > Advanced options > Startup Settings > Restart.
Setelah restart, pilih opsi untuk masuk Safe Mode (biasanya F4 atau 4).
Ketika berhasil boot ke Safe Mode:
Uninstall update terbaru yang dicurigai bermasalah:
Windows 11: Settings > Windows Update > Update history > Uninstall updates.
Windows 10: Settings > Update & Security > Windows Update > View update history > Uninstall updates.
Cabut driver baru yang baru dipasang via Device Manager.
Jalankan scan antivirus jika ada kecurigaan malware.
Selalu cadangkan data penting jika masih bisa mengaksesnya di Safe Mode.
Jika ada titik pemulihan (restore point), System Restore dapat mengembalikan konfigurasi Windows sebelum masalah muncul.
Akses System Restore dari menu recovery: Advanced options > System Restore. Pilih restore point sebelum tanggal masalah muncul lalu jalankan proses. Perlu diingat: System Restore tidak selalu tersedia bila sebelumnya tidak diaktifkan.
Korupsi BCD dapat membuat Windows tak dapat boot. Menu Command Prompt di Advanced options memberi akses untuk melakukan perbaikan BCD (gunakan hanya jika Anda nyaman dengan perintah lanjutan atau ikuti panduan resmi Microsoft).
Langkah umum (via Command Prompt di recovery):
Jalankan perintah untuk memeriksa disk dan memperbaiki sektor (mis. chkdsk
) serta perintah untuk membangun ulang BCD (mis. bootrec /fixmbr
, bootrec /fixboot
, bootrec /rebuildbcd
) — perintah spesifik bisa berbeda menurut versi Windows dan konfigurasi sistem.
Jika Anda ragu, catat error yang muncul dan cari panduan resmi atau minta bantuan teknisi.
Jika semua langkah gagal, gunakan opsi Reset this PC (Keep my files atau Remove everything) atau lakukan instalasi ulang Windows via media instalasi.
Reset this PC: Advanced options > Troubleshoot > Reset this PC. Pilih apakah ingin mempertahankan file pribadi (tapi aplikasi akan dihapus) atau menghapus semua.
Clean install: Buat USB instalasi Windows dan lakukan instal ulang penuh. Ini menghapus partisi sistem dan memasang Windows baru.
Sebelum reset/instal ulang, upayakan backup data bila masih bisa mengakses drive lewat Safe Mode atau menggunakan live USB Linux untuk menyalin file.
Jika instal ulang pun gagal atau proses instal tidak bisa menyelesaikan, kemungkinan ada masalah hardware:
Periksa kesehatan disk (SSD/HDD) — gunakan tool SMART atau utilitas pabrikan.
Periksa RAM — lakukan test memori (mis. Windows Memory Diagnostic).
Pastikan kabel & koneksi internal (jika desktop) terpasang benar.
Jika perangkat masih dalam garansi, segera hubungi layanan purna jual pabrikan.
Rutin lakukan update sistem, tapi pasang saat Anda punya waktu jika update besar.
Aktifkan System Restore dan buat restore point manual sebelum install driver besar.
Cadangkan data penting secara berkala (cloud atau drive eksternal).
Gunakan UPS untuk mencegah pemadaman saat booting di desktop.
Periksa kesehatan disk secara berkala (tool SMART).
Q: Apa itu Blue Screen of Death (BSoD)?
A: BSoD adalah Stop error saat Windows menemui masalah serius. Dulu layar biru; di Windows 11 tampilan berbeda tetapi intinya sama: sistem tidak bisa lanjut tanpa restart.
Q: Mengapa restart sering memperbaiki banyak masalah?
A: Restart membersihkan RAM dan memulai ulang layanan/driver; seringkali file sementara atau konflik software hanya sementara dan hilang setelah reboot.
Q: Apakah saya harus ke teknisi jika tidak bisa boot setelah semua cara?
A: Ya — jika semua metode software gagal, kemungkinan besar ada masalah hardware dan diperlukan pemeriksaan profesional.
Masalah boot seperti “Your PC Did Not Start Correctly” bisa bikin stres, tapi biasanya dapat diatasi dengan langkah sistematis: restart, Startup Repair, Safe Mode, System Restore, perbaikan BCD, hingga reset atau instal ulang bila perlu. Selalu mulai dari langkah paling aman dan jangan lupa backup data jika Anda masih memiliki akses. Bila ragu atau perangkat berada dalam masa garansi, manfaatkan layanan resmi pabrikan untuk menghindari risiko kehilangan data atau garansi batal.