Jangan Sampai Doa Marahmu Merusak Masa Depan Anak

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing dan mendidik anak-anak. Salah satu aspek penting yang seringkali luput dari perhatian adalah pengendalian lisan, terutama saat emosi sedang memuncak. Marah kepada anak adalah hal yang manusiawi, tetapi penting untuk mengingat bahwa kata-kata yang terucap, terutama saat emosi, dapat meninggalkan bekas yang mendalam pada jiwa anak.
Hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhumaa, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 5328), mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga lisan dalam berdoa dan berucap, khususnya ketika berkaitan dengan diri sendiri, anak-anak, dan harta benda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mendo’akan kejelekan untuk diri kalian, janganlah kalian mendo’akan kejelekan untuk anak-anak kalian, dan janganlah kalian mendo’akan kejelekan untuk harta kalian. Jangan sampai kalian berdoa seperti itu (yang mana) menepati suatu waktu yang jika Allah dimintai sesuatu maka akan dikabulkan."
Hadits ini menekankan larangan mendoakan keburukan bagi diri sendiri, anak-anak, dan harta benda. Ini bukan sekadar larangan verbal, tetapi juga peringatan akan konsekuensi spiritual dari ucapan yang negatif. Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa. Oleh karena itu, ucapan yang keluar dari mulut kita, baik berupa doa maupun kata-kata biasa, memiliki dampak yang signifikan, terutama jika diucapkan dalam keadaan emosi.
Bayangkan dampak kata-kata kasar atau kutukan yang terucap saat kita marah kepada anak. Kata-kata tersebut dapat melukai hati anak, menurunkan kepercayaan dirinya, dan bahkan berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya. Anak-anak rentan terhadap pengaruh orang tua, dan kata-kata yang terucap dapat membentuk persepsi mereka tentang diri sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa berhati-hati dalam berucap, khususnya saat sedang marah. Cobalah untuk mengendalikan emosi, mencari solusi yang lebih bijak, dan menggunakan kata-kata yang membangun dan positif, bahkan saat sedang menghadapi perilaku anak yang tidak menyenangkan. Ingatlah bahwa mendidik anak adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan keteladanan. Mari kita jadikan hadits ini sebagai pedoman dalam mendidik anak-anak kita, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia.
Tags:
pendidikanKomentar Pengguna
Recent Berita
.jpeg)
Apa Saja Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Meng...
20 Jul 2025.jpg)
Jaga NKRI Itu Gak Sulit, Yuk Terapkan Sikap I...
20 Jul 2025.jpeg)
Kenali Satuan Berat! Ini Jenis-Jenis dan Cara...
20 Jul 2025
Trapesium Itu Apa Sih? Ini Penjelasan Lengkap...
20 Jul 2025
Pengertian Layang-Layang dalam Matematika Len...
20 Jul 2025
Apa Itu Garis Istimewa pada Segitiga? Ini Pen...
20 Jul 2025
Mudah Dipahami! Ini Beda Asam, Basa, dan Gara...
20 Jul 2025.jpeg)
Apa Saja Simbol yang Ada pada Peta? Ini Penje...
20 Jul 2025.jpeg)
Memahami Proses Pemuaian Pada Zat Padat
20 Jul 2025
Kedudukan Dua Garis dan Contohnya dalam Matem...
20 Jul 2025
Raih Tiga Penghargaan di Korea Selatan, Deleg...
20 Jul 2025
Jaga Mutu Hasil Penelitian, UIN Syarif Hidaya...
20 Jul 2025
Hadiri Acara Wisuda STID M. Natsir Bekasi, Wa...
20 Jul 2025
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Resmi Miliki...
20 Jul 2025
Komitmen Sejahterakan Tenaga Pendidik, Kemena...
20 Jul 2025
Membangun nilai-nilai kehidupan dalam sistem...
20 Jul 2025
Waspada Informasi Rekrutmen Palsu: Tips Penti...
20 Jul 2025
Nikah Massal, Kemenag Mataram: Kami Tunggu Su...
20 Jul 2025
Calon Siswa Baru Sekolah Garuda, Dapatkan Poi...
20 Jul 2025