Keboncinta.com-- Hidup ini ibarat perjalanan panjang menuju ridha Allah. Dalam perjalanan itu, manusia membutuhkan dua sayap agar dapat terbang seimbang — doa dan usaha. Tanpa salah satunya, langkah akan pincang; terlalu mengandalkan doa tanpa berusaha membuat kita pasif, sementara hanya berusaha tanpa berdoa membuat kita sombong.
Doa, Tanda Ketergantungan Sejati
Doa bukan sekadar rangkaian kata, tetapi ungkapan hati yang menyadari bahwa semua kekuatan berasal dari Allah. Melalui doa, manusia mengakui keterbatasan dirinya dan memohon pertolongan kepada Sang Mahakuasa. Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 186)
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada doa yang sia-sia. Setiap permohonan yang tulus akan mendapat perhatian dari Allah, meski bentuk jawabannya bisa berbeda dari yang kita harapkan.
Usaha, Bentuk Nyata dari Keyakinan
Berdoa tanpa berusaha adalah keinginan kosong. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ikatlah terlebih dahulu untamu, kemudian bertawakkallah kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini mengajarkan bahwa usaha adalah bagian dari tawakal. Berdoa harus disertai tindakan nyata, sebab Allah menilai kesungguhan, bukan sekadar harapan. Setiap kerja keras yang diniatkan karena Allah bernilai ibadah, dan di situlah pintu keberkahan terbuka.
Keseimbangan yang Melahirkan Ketenteraman
Ketika doa dan usaha berjalan seiring, hati menjadi tenang. Kita bekerja tanpa takut gagal, sebab tahu bahwa hasilnya telah diatur oleh Allah. Kita berdoa tanpa rasa cemas, karena yakin usaha tidak akan sia-sia di sisi-Nya.
Doa menenangkan hati, usaha menguatkan langkah. Keduanya membawa kita lebih dekat pada ridha Allah.
Hidup akan lebih ringan bila kita terbang dengan dua sayap ini. Jangan hanya berdoa tanpa berbuat, dan jangan pula berbuat tanpa berdoa. Sebab, keberhasilan sejati bukan hanya tercapainya tujuan, tetapi ketenangan hati saat berserah kepada Allah.
Doa dan usaha adalah dua sayap menuju ridha-Nya — terbanglah dengan keduanya, dan kau akan sampai pada ketenangan.
Contributor: Tegar Bagus Pribadi