Keboncinta.com-- Kebanyakan orang tanpa sadar sering melontarkan pertanyaan yang sifatnya pribadi. Misalnya, saat bertemu setelah lama tak berjumpa, pertanyaan yang dianggap basa-basi justru keluar: “Kapan nikah?” atau “Kapan hamil?” Sekilas terdengar sepele, tapi nyatanya cukup membuat risih. Pernahkah kamu merasa tidak nyaman saat mendapat pertanyaan semacam itu?
1. Kenapa orang sering menanyakan hal ini?
Bagi sebagian orang, pertanyaan seperti ini dianggap wajar sebagai topik obrolan. Padahal, tidak semua hal bisa dijadikan bahan basa-basi. Menanyakan sesuatu yang sangat pribadi justru bisa menyinggung dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
2. Kenapa pertanyaan ini bermasalah?
Setiap wanita tentu punya rencana hidup masing-masing. Namun, saat ditanya terus-menerus, mereka bisa merasa tertekan. Setelah menikah, muncul lagi pertanyaan baru: “Kapan hamil?” atau “Kapan punya adik?” Pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan ada habisnya jika kita terus ikut campur dalam urusan orang lain.
3. Dampak psikologis yang bisa timbul
Jangan anggap sepele. Pertanyaan yang terdengar ringan bisa memicu stres, cemas, hingga minder. Kita tidak pernah tahu kondisi orang yang kita tanya. Bisa jadi ia sedang menunggu waktu yang tepat, menghadapi kegagalan dalam pernikahan, atau berjuang setelah mengalami keguguran. Bagi mereka, pertanyaan itu bukan basa-basi, melainkan luka yang diungkit kembali.
4. Nikah dan hamil bukan tolok ukur Bahagia
Kebahagiaan tidak selalu diukur dari status pernikahan atau punya anak. Setiap orang punya jalan, prioritas, dan cara bahagia yang berbeda. Jadi, berhenti menanyakan “kapan” karena itu bukan hal yang harus dipercepat atau dipaksakan.
5. Cara bersikap lebih bijak
Daripada menanyakan soal nikah atau hamil, lebih baik tanyakan hal-hal netral yang membuat lawan bicara nyaman. Misalnya: “Apa kabar?”, “Lagi sibuk apa sekarang?”, atau “Ada cerita seru akhir-akhir ini?” Pertanyaan sederhana ini lebih aman dan tetap menunjukkan kepedulian.
Nikah dan hamil adalah pilihan pribadi, bukan urusan semua orang. Jadi, mulai sekarang mari belajar lebih peka. Hargai privasi, jaga perasaan, dan berhenti bertanya hal-hal sensitif yang bisa menyakiti. Ingat, kata-kata sederhana bisa membawa luka, tapi juga bisa menjadi bentuk kasih sayang jika digunakan dengan bijak.