Keboncinta.com-- Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) memberikan kabar gembira bagi para siswa dan pengurus Rohani Islam (Rohis) di jenjang SMA/SMK.
Melalui program beasiswa “Golden Ticket”, para peserta didik berprestasi dalam bidang Pendidikan Agama Islam kini berkesempatan masuk langsung ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tanpa melalui tes seleksi.
Program ini akan diberikan secara simbolis dalam ajang Kongres Rohis Nasional I yang digelar di Jakarta pada 12–15 November 2025. Kegiatan tersebut menjadi wadah konsolidasi nasional bagi pengurus Rohis SMA/SMK sekaligus momentum penguatan peran Rohis dalam pendidikan karakter dan spiritualitas siswa.
Baca Juga: Mulai 4 November 2025, Buku Pendidikan Jadi Indikator Baru di Rapor Pendidikan!
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amin Suyitno, menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan empat dari delapan program prioritas (Asta Protas) Menteri Agama Nasaruddin Umar. Empat program tersebut mencakup peningkatan kerukunan dan cinta kemanusiaan, penguatan ekoteologi, layanan keagamaan yang berdampak, serta mewujudkan pendidikan unggul, ramah, dan terintegrasi.
“Saya berharap Kongres Rohis Nasional I mampu menerjemahkan semangat Asta Protas dengan baik. Rohis memiliki potensi besar dalam membentuk generasi muda yang berkarakter Islami, toleran, dan cinta tanah air,” ungkap Suyitno saat memberikan sambutan pada Technical Meeting Kongres Rohis Nasional I di Jakarta, Jumat (30/10/2025).
Program “Golden Ticket” ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat PTKI Kemenag, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).
Baca Juga: Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Tahun 2025? Ini Penjelasan Resmi dari Taspen!
Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, mengungkapkan apresiasinya atas terwujudnya kolaborasi tersebut.
“Kami berterima kasih kepada Direktur PTKI dan ISNU atas dukungannya. Ini adalah langkah strategis dalam menyiapkan calon pemimpin bangsa yang religius, visioner, dan berwawasan kebangsaan,” terang Munir.
Selain memberikan akses masuk PTKIN tanpa tes, ISNU juga turut memberikan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi penerima Golden Ticket.
Sekretaris Umum ISNU, Wardi Taufik, menyebut bahwa penerima beasiswa akan mendapatkan dukungan pembiayaan hingga delapan semester.
Baca Juga: Kak Seto Alami Stroke Ringan dan Aritmia, Dokter Ungkap Hubungan Keduanya!
“ISNU memberikan bantuan beasiswa UKT bagi siswa berprestasi di bidang PAI dan pengurus Rohis SMA/SMK. Jadi selain Golden Ticket, mereka juga mendapat jaminan biaya kuliah penuh selama studi,” ujarnya.
Di sisi lain, Munir menyoroti pentingnya peran Rohis dalam menghadapi tantangan degradasi moral di kalangan remaja. Ia menyebut bahwa di tengah derasnya arus digitalisasi, Rohis menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai keislaman yang moderat dan membangun karakter generasi muda yang tangguh.
“Anak-anak sekarang banyak dihadapkan pada tantangan moral akibat masifnya digitalisme. Rohis hadir untuk memperkuat nilai-nilai Islam, moral, dan kebangsaan di sekolah,” jelasnya.
Munir juga menegaskan pentingnya menjaga Rohis dari pengaruh pihak eksternal yang mencoba memanfaatkan organisasi siswa ini untuk kepentingan sektoral.
Baca Juga: Kebijakan Baru Pendidikan 2025: Guru Lebih Sejahtera, Anak Lebih Hebat
“Kongres Rohis Nasional I harus mampu memperkuat jati diri Rohis yang murni untuk pembentukan karakter Islami dan cinta tanah air,” tegasnya.
Direktur PTKI, Sahiron, menyampaikan apresiasinya atas inovasi Direktorat PAI yang menghadirkan program Golden Ticket ini.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi siswa dan pengurus Rohis se-Indonesia. Mereka adalah aset berharga bangsa. Kami siap mendampingi dan membina mereka agar berkontribusi nyata untuk agama dan negara,” ujarnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan para siswa dan pengurus Rohis semakin termotivasi untuk berprestasi, memperkuat peran mereka sebagai pelopor kebaikan di lingkungan sekolah, serta menjadi generasi muda yang religius, cerdas, dan berwawasan kebangsaan.***