Pernah gak sih waktu kecil kamu membayangkan kalau hidup sebagai orang dewasa itu enak banget? Kalau iya, berarti kita sama! Dulu rasanya jadi orang dewasa tuh impian banget. Bisa pergi ke mana pun kita mau, tinggal di tempat yang kita impikan, punya pekerjaan seru, dan hidup mandiri tanpa aturan.
Tapi… ternyata semua itu gak semudah yang dibayangkan. Semua mimpi itu gak datang begitu aja tanpa usaha, kerja keras, dan pengorbanan. Setuju?
kita mulai sadar bahwa menjadi dewasa ternyata gak seperti di drama Korea. Semua impian yang dulu kita bayangkan, harus benar-benar kita perjuangkan untuk bisa terwujud.
Ada banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi mulai dari pekerjaan, urusan keluarga, keuangan, dan lain-lain. Gak semua yang kita inginkan bisa langsung terjadi. Ada proses panjang yang harus dijalani, kadang penuh tantangan.
Waktu kecil, kita mengira jadi dewasa itu menyenangkan. Bisa bebas, bisa mengenali diri sendiri, dan bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan siapa pun. Tapi kenyataannya? Gak semudah itu.
Kita harus bangun pagi untuk bekerja. Padahal dulu, kita sempat berpikir bahwa menjadi dewasa itu artinya bisa bangun siang sesuka hati. Ternyata... dugaan itu salah besar.
Kenyataannya, jadi dewasa justru harus bangun pagi, berangkat kerja, dan pulang dalam keadaan lelah. Sempat terlintas di pikiran, “Ternyata kerja itu capek, ya.” Tapi kalau gak kerja, bisa jadi capeknya lebih parah karena gak punya penghasilan dan jadi beban.
Lalu, apa sebenarnya arti bahagia saat dewasa? Apakah hidup yang bahagia itu harus selalu sempurna?
Mungkin hidup gak ideal, tapi bukankah kita tetap bisa menjalaninya dengan versi terbaik kita?
Dengan menerima proses menjadi dewasa, menjalani hari-hari dengan sadar dan sabar, kita bisa menciptakan versi kebahagiaan kita sendiri. Dewasa memang gak semanis drama Korea, tapi bukan berarti gak bisa menyenangkan. **
Jadi, pada dasarnya menjadi dewasa bukan tentang harus menjadi sempurna, tapi tentang proses bertumbuh dan bertahan untuk bisa menikmati, serta bersyukur atas setiap langkah yang kita jalani.
Rasa iri itu wajar, kok. Tapi jangan sampai berubah jadi dengki, karena itu bisa membuat kita lupa menghargai nikmat yang sudah kita miliki yang kita bangun dengan perjuangan versi terbaik diri kita sendiri.