Keboncinta.com-- Hidup di era digital membuat kita bisa tahu apa pun hanya dalam hitungan detik.
Setiap hari, ada saja hal baru yang viral — dari gosip selebritas, tren TikTok, hingga isu sosial. Dunia terasa seperti panggung besar yang selalu menuntut kita untuk update. Tapi di tengah derasnya arus informasi itu, muncul tantangan baru: bagaimana tetap bijak tanpa ikut terseret arus.
1. Era Viral dan Kelelahan Informasi
Tak bisa dipungkiri, viralnya sesuatu sering membuat kita ingin tahu, bahkan tanpa alasan jelas. Kita membuka notifikasi, membaca komentar, dan tanpa sadar, waktu habis hanya untuk mengikuti hal-hal yang belum tentu penting. Fenomena ini disebut information overload — ketika otak terlalu banyak menerima informasi hingga sulit membedakan mana yang perlu, mana yang sekadar bising.
Semakin banyak tahu, belum tentu semakin tenang. Kadang, justru semakin bingung.
2. Bijak Memilah, Bukan Sekadar Mengikuti
Kebijaksanaan di era viral bukan tentang tahu semuanya, tapi tentang memilih mana yang pantas diperhatikan. Tidak semua yang ramai harus dikomentari. Tidak semua yang trending harus diikuti. Sebelum membagikan sesuatu, tanyakan: Apakah ini bermanfaat? Apakah ini benar? Apakah ini perlu?
Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah kebenarannya.” (QS. Al-Hujurat [49]: 6)
Ayat ini terasa sangat relevan hari ini — bahwa kehati-hatian dalam menyebarkan informasi adalah bagian dari tanggung jawab moral.
3. Menemukan Tenang di Tengah Kebisingan Digital
Belajar bijak di era viral juga berarti berani menekan tombol “pause.” Kita tak harus ikut semua tren. Kadang, yang kita butuhkan bukan berita baru, tapi hening sejenak untuk menenangkan pikiran. Matikan notifikasi, isi waktu dengan hal nyata — membaca, beribadah, atau sekadar berbicara dari hati ke hati.
Menjaga diri dari hiruk pikuk digital bukan berarti ketinggalan zaman, tapi menjaga kewarasan.
Di tengah dunia yang berlomba untuk menjadi viral, jadilah pribadi yang memilih untuk tetap waras dan bijak.
Karena tidak semua yang viral membawa nilai, dan tidak semua yang sunyi berarti tertinggal.
Contributor: Tegar Bagus Pribadi