Logo
  • Beranda
  • Berita
  • Pendidikan
  • Khazanah
  • Prestasi
  • Teknologi
  • Parenting
  • Beasiswa
  • Kategori
    • Khazanah
    • Sejarah
    • Beasiswa
    • Kesehatan
    • Berita
    • Pendidikan
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Prestasi
    • Parenting
    • Budaya
    • Internasional
    • Kebon Cinta
    • Info ASN
    • Bisnis
Khazanah
Wahyu

Rahasia Keberkahan: Menjadi Seperti Abdurrahman bin Auf di Era Modern

Rahasia Keberkahan: Menjadi Seperti Abdurrahman bin Auf di Era Modern

20 Juli 2025 | 09:45 | 0 Pembaca

Selepas shalat Subuh berjamaah, Rasulullah melihat sebuah bekas kuning di pakaian seorang sahabatnya, seperti bekas minyak wangi zafaron yang biasa dipakai orang yang baru menikah.

 

Benar saja ketika Nabi bertanya kepadanya, sahabat tersebut menjawab bahwa ia baru saja menikah tadi malam. Ia tidak memberi kabar kepada Rasulullah maupun sahabat yang lain karena kondisinya yang kurang mampu, sehingga akad nikahnya hanya berlangsung ala kadarnya saja.

 

Rasulullah tersenyum mengerti, bahkan beliau mendoakan agar ia mendapat keberkahan, sebagaimana disebut dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim.

 

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ، أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ

 

_"Semoga Allah memberkahimu, buatlah walimah kecil-kecilan sekedar dengan seekor kambing saja."_

 

Sejarah mencatat, sahabat tersebut perlahan membangun usaha perdagangan maupun perkebunan. Lambat laun kekayaannya semakin melimpah, bahkan 80% kebun kurma di Madinah adalah miliknya.

 

Meski sukses berkelimpahan harta, ia tetap sahabat yang diberitakan surga oleh Rasulullah karena akhlak dan ibadahnya. Ia adalah Sayyidina Abdurrahman bin Auf.

 

Kuncinya adalah keberkahan. Jika berkah sudah didapat, setiap langkah akan mendatangkan keuntungan. Untung di dunia, untung di akhirat.

 

Memang benar keberkahan dalam cerita di atas disebabkan pertemuan dengan Rasulullah, lalu bagaimana dengan kita di zaman sekarang. Apakah pintu keberkahan masih terbuka untuk kita?

 

Tenang saja, Rasulullah menyayangi umatnya seperti ia menyayangi sahabatnya. Baginda juga menginginkan kita memperoleh keberkahan, salah satunya terlihat dari doa Beliau dalam Hadits Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.

 

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟِﺄُﻣَّﺘِﻲ ﻓِﻲ ﺑُﻜُﻮْﺭِﻫَﺎ

 

_"Ya Allah berkahilah umatku di pagi hari mereka."_

 

Ini adalah isyarat tegas bahwa pagi hari adalah waktu strategis dalam beraktivitas. Maka siapa yang menyia-nyiakan pagi harinya, ia telah kehilangan momentum utama untuk mendapatkan keberkahan tersebut.

 

Bukan hanya itu, jika dilihat dari akar katanya dalam bahasa Arab, _bukur_ berasal dari _bikr_ (yang pertama, yang permulaan). Jadi lebih dari sekadar “pagi hari”, tapi segala bentuk permulaan yang dini, cepat, dan inisiatif.

 

Seorang muslim harusnya memulai lebih awal. Ia adalah pribadi yang berani mengambil inisiatif. Baik dalam bisnis, dakwah, maupun sosial. Muslim terbaik adalah yang _start_ duluan, bukan yang sekadar menunggu sambil diam.

 

Jadilah karyawan yang pertama dalam belajar dan mengadopsi AI untuk merapikan laporan, menganalisis data, atau membuat presentasi. Awalnya mungkin dianggap aneh atau berlebihan, tapi akhirnya justru jadi rujukan rekan-rekannya saat produktivitasnya naik drastis.

 

Atau menjadi petani yang mulai pakai sensor IoT, aplikasi pemantau cuaca, atau sistem irigasi otomatis di ladangnya. Walau awalnya dianggap buang-buang uang, ia bisa panen lebih stabil dan efisien daripada petani lain.

 

Begitu pula ibu rumah tangga yang mulai jualan makanan sehat _homemade_ secara online saat ibu-ibu lain masih sebatas sharing resep. Ia belajar foto makanan yang menarik, pakai aplikasi digital untuk pesanan, bahkan kolaborasi dengan kurir.

 

Atau ibu rumah tangga yang merintis komunitas belajar parenting Islami di medsos atau pengajian kecil-kecilan di kompleks rumah. Dalam beberapa bulan, komunitas itu jadi pusat belajar bersama yang rutin mengundang narasumber.

 

Jadilah pionir. Doa Nabi itu bukan hanya tentang waktu, tapi mentalitas untuk menjadi yang paling sigap dan terdepan. Umat yang diberkahi adalah yang pertama melangkah ketika yang lain masih ragu-ragu. Itulah jalan keberkahan sejati.

 

Kini, saatnya kita mengambil bagian dalam keberkahan itu.

  • ← Sebelumnya
  • 1
  • 2
  • Selanjutnya →
Tags:
Bagikan:
WhatsApp Twitter Facebook

Komentar Pengguna

Recent Berita
Dinilai Beri Manfaat Besar bagi Petani, Kemenag Apresiasi Program Wakaf Tunai Produktif ICMI di Indramayu
Dinilai Beri Manfaat Besar bagi Petani, Kemen...
21 Jul 2025
Wujudkan Asta Protas Menag, Kemenag Rancang Instrumen Survei Pengalaman dan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Muslim Indonesia
Wujudkan Asta Protas Menag, Kemenag Rancang I...
21 Jul 2025
Mendidik dengan Cinta: Warisan Para Nabi
Mendidik dengan Cinta: Warisan Para Nabi
21 Jul 2025
Imajinasi; senjata rahasia Albert Einstein
Imajinasi; senjata rahasia Albert Einstein
21 Jul 2025
Cinta dan Rencana: Dua Pilar Sukses Pendidikan
Cinta dan Rencana: Dua Pilar Sukses Pendidika...
21 Jul 2025
Kementerian Sosial Sedang Melakukan Asesmen Terhadap Lebih dari 600.000 Penerima Bantuan Sosial (bansos) Terkait Potensi Keterlibatan dalam Perjudian Online.
Kementerian Sosial Sedang Melakukan Asesmen T...
21 Jul 2025
Prinsip Pembelajaran Mendalam: Membangun Pengalaman Belajar yang Holistik dan Manusiawi
Prinsip Pembelajaran Mendalam: Membangun Peng...
21 Jul 2025
Delapan Dimensi Profil Lulusan Berdasarkan Tujuan dan Sasaran Pembelajaran Mendalam
Delapan Dimensi Profil Lulusan Berdasarkan Tu...
21 Jul 2025
Mengenal Pembelajaran Mendalam: Konsep Dasar dan Perkembangannya
Mengenal Pembelajaran Mendalam: Konsep Dasar...
21 Jul 2025
Menteri Sosial Saifullah Targetkan Bantuan Laptop untuk Siswa Sekolah Rakyat Agustus Ini
Menteri Sosial Saifullah Targetkan Bantuan La...
21 Jul 2025
Pembelajaran Mendalam Perspektif Kemendikdasmen: Strategi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
Pembelajaran Mendalam Perspektif Kemendikdasm...
21 Jul 2025
Dakwah Tanpa Menunggu Sempurna
Dakwah Tanpa Menunggu Sempurna
21 Jul 2025
Perbedaan Ruang Lingkup Materi PAUD dan Jenjang Lainnya dalam Permendikdasmen Nomor 12 Tahun 2025
Perbedaan Ruang Lingkup Materi PAUD dan Jenja...
20 Jul 2025
Standar Isi Pendidikan dalam Permendikdasmen Nomor 12 Tahun 2025: Pokok-Pokok Ketentuan yang Perlu Diketahui
Standar Isi Pendidikan dalam Permendikdasmen...
20 Jul 2025
Prioritas Ilmu: Pelajaran Hidup dari Kisah Kyai Ahmad Sholeh Langitan
Prioritas Ilmu: Pelajaran Hidup dari Kisah Ky...
20 Jul 2025
Sekolah Wajib Alokasikan 10% Dana BOS untuk Pembelian Buku
Sekolah Wajib Alokasikan 10% Dana BOS untuk P...
20 Jul 2025
Hadirkan Instruktur Teknis Internasional FIFA, PSSI Upgrade Kinerja Wasit Jelang Kompetisi Liga Indonesia
Hadirkan Instruktur Teknis Internasional FIFA...
20 Jul 2025
Reformasi Dana BOSP (Bantuan Operasional Satuan Pendidikan) di tahun 2025
Reformasi Dana BOSP (Bantuan Operasional Satu...
20 Jul 2025
Gus Baha’ Tolak Miliaran Rupiah untuk Pembangunan Pesantren: Prioritaskan Dakwah, Bukan Fasilitas
Gus Baha’ Tolak Miliaran Rupiah untuk Pembang...
20 Jul 2025
Hanzalah bin abi amir kesetiaan yang mengharukan
Hanzalah bin abi amir kesetiaan yang mengharu...
20 Jul 2025

KebonCintaNet

Menjadi Pelopor Pesantren Wirausaha yang Mendidik Santri Berakhlak Mulia, Mandiri Secara Ekonomi, dan Siap Berkarya untuk Bangsa

  • Jl. Urip Sumoharjo No.18, Ciwaringin, Kec. Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Kode Pos 45167
  • 087724345243
  • pondokkeboncinta@gmail.com
Kategori Populer
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis
Kategori Lainnya
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis

© 2025 All rights reserved. Developed by Pondok Kebon Cinta

Terms Privacy Contact