Mengenal Pembelajaran Mendalam: Konsep Dasar dan Perkembangannya

keboncinta.com-Di tengah kebutuhan akan sistem pendidikan yang relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman, Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning menjadi salah satu pendekatan yang semakin penting untuk dipahami dan diterapkan. ]
Konsep ini tidak hanya berkembang dalam dunia teknologi dan kecerdasan buatan, tetapi juga telah menjadi salah satu pendekatan strategis dalam dunia pendidikan global dan nasional. Artikel ini akan mengulas konsep dasar pembelajaran mendalam serta perkembangannya dalam konteks pendidikan.
Dua Ranah Pembelajaran Mendalam: Teknologi dan Pendidikan
Secara umum, istilah pembelajaran mendalam memiliki dua pengertian utama yang berkembang dalam literatur:
-
Pembelajaran Mendalam dalam Ilmu Komputer:
Konsep ini merujuk pada perkembangan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang berakar dari riset sibernetika sejak tahun 1940-an. Dalam bidang ini, deep learning berkaitan erat dengan pembelajaran mesin dan jaringan saraf tiruan yang meniru cara kerja otak manusia untuk mengolah data secara otomatis (Peters, 2018; Gillon et al., 2019). -
Pembelajaran Mendalam dalam Dunia Pendidikan:
Berbeda dengan makna teknologi, pembelajaran mendalam dalam pendidikan mengacu pada proses belajar yang menekankan pemahaman yang utuh, reflektif, dan kontekstual. Konsep ini bertujuan membangun kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah di kalangan peserta didik (Bråten & Skeie, 2020).
Perkembangan Konsep Pembelajaran Mendalam dalam Pendidikan
Pembelajaran mendalam dalam pendidikan telah berkembang melalui tiga fase utama:
Fase 1: Teori Pembelajaran Mendalam vs Dangkal (1970-an)
Marton dan Säljö (1976) memperkenalkan pembagian antara deep learning dan surface learning. Peserta didik yang menerapkan pembelajaran mendalam tidak sekadar menghafal informasi, tetapi berusaha memahami makna, menghubungkan gagasan, dan melihat konteks yang lebih luas. Sebaliknya, pembelajaran dangkal hanya menekankan pada hafalan tanpa pemahaman mendalam.
Fase 2: Konstruktivisme dan Keterampilan Abad ke-21 (1990–2000-an)
Pengaruh teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky memperkuat gagasan bahwa belajar adalah proses aktif membangun pengetahuan. Pada fase ini, berkembanglah metode seperti pembelajaran berbasis proyek, kolaboratif, dan berbasis masalah. Fokus mulai bergeser ke pengembangan soft skills, seperti berpikir kritis dan kreatif yang esensial di era modern.
Fase 3: Integrasi Teknologi dan Isu Global (2010–sekarang)
Pembelajaran mendalam semakin terintegrasi dengan teknologi pendidikan, termasuk penggunaan simulasi, permainan edukatif, dan pembelajaran berbasis data. Selain itu, konsep ini mulai mencakup isu global seperti literasi digital, keberlanjutan, dan pembelajaran sosial-emosional.
Model Teoritis dan Strategi dalam Pembelajaran Mendalam
Beberapa teori dan kerangka kerja telah mendasari pengembangan PM dalam pendidikan, di antaranya:
-
Model 3P (Presage–Process–Product) oleh Biggs & Moore (1993):
-
Presage (Faktor Awal): karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar.
-
Process (Proses): pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar.
-
Product (Hasil): tingkat pemahaman, keterampilan, dan kemampuan penerapan pengetahuan.
-
-
Teori Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) oleh David Kolb (1984):
Menekankan pembelajaran sebagai proses melalui siklus: pengalaman konkret – refleksi – konseptualisasi – eksperimen aktif. -
Kerangka Pendidikan Progresif:
Fokus pada pengembangan kolaborasi, pembelajaran interdisipliner, dan pemberdayaan siswa dalam mengeksplorasi identitas dan konteks dunia nyata (Kohn, 2008).
Karakteristik dan Manfaat Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam ditandai oleh:
-
Motivasi intrinsik untuk memahami, bukan sekadar menghafal.
-
Keterkaitan antar-konsep dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata.
-
Refleksi terhadap proses belajar untuk perbaikan berkelanjutan.
-
Kegiatan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan menggembirakan.
Manfaat pendekatan ini terbukti meningkatkan kualitas dan capaian pembelajaran (Smith & Colby, 2007), mendorong pembentukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan global secara lebih adaptif dan kreatif.
Penerapan dalam Konteks Pendidikan Inklusif dan Teknologi
Pembelajaran Mendalam dinilai relevan dalam konteks pendidikan inklusif, terutama ketika diterapkan dalam kelompok kecil, atau dengan memanfaatkan teknologi pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus (Srivastava et al., 2021). PM memungkinkan semua peserta didik terlibat secara aktif dan merasa memiliki makna dalam proses belajarnya.***
Sumber: Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua (Kemendikdasmen)
Tags:
Deep Learning kemendikdasmen pembelajaran mendalamKomentar Pengguna
Recent Berita

Kontroversi Gaji Guru Honorer Bengkulu: Pempr...
21 Jul 2025
Dinilai Beri Manfaat Besar bagi Petani, Kemen...
21 Jul 2025
Wujudkan Asta Protas Menag, Kemenag Rancang I...
21 Jul 2025
Mendidik dengan Cinta: Warisan Para Nabi
21 Jul 2025
Imajinasi; senjata rahasia Albert Einstein
21 Jul 2025
Cinta dan Rencana: Dua Pilar Sukses Pendidika...
21 Jul 2025.jpg)
Kementerian Sosial Sedang Melakukan Asesmen T...
21 Jul 2025
Prinsip Pembelajaran Mendalam: Membangun Peng...
21 Jul 2025
Delapan Dimensi Profil Lulusan Berdasarkan Tu...
21 Jul 2025
Mengenal Pembelajaran Mendalam: Konsep Dasar...
21 Jul 2025.jpg)
Menteri Sosial Saifullah Targetkan Bantuan La...
21 Jul 2025
Pembelajaran Mendalam Perspektif Kemendikdasm...
21 Jul 2025
Dakwah Tanpa Menunggu Sempurna
21 Jul 2025.jpeg)
Perbedaan Ruang Lingkup Materi PAUD dan Jenja...
20 Jul 2025.jpeg)
Standar Isi Pendidikan dalam Permendikdasmen...
20 Jul 2025
Prioritas Ilmu: Pelajaran Hidup dari Kisah Ky...
20 Jul 2025.jpeg)
Sekolah Wajib Alokasikan 10% Dana BOS untuk P...
20 Jul 2025
Hadirkan Instruktur Teknis Internasional FIFA...
20 Jul 2025.jpeg)
Reformasi Dana BOSP (Bantuan Operasional Satu...
20 Jul 2025