Khazanah
M. Fadhli Dzil Ikram

Pernikahan Adat Jawa: Makna, Prosesi, dan Filosofinya

Pernikahan Adat Jawa: Makna, Prosesi, dan Filosofinya

14 September 2025 | 10:41

keboncinta.com --- Indonesia kaya akan adat dan budaya, salah satunya adalah pernikahan adat Jawa. Upacara pernikahan ini dikenal sangat sakral, penuh simbol, serta sarat dengan filosofi kehidupan. Tak hanya sekadar pesta, pernikahan adat Jawa adalah perayaan penyatuan dua keluarga dengan doa, restu, dan nilai-nilai luhur.


Filosofi Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan dalam adat Jawa bukan hanya tentang penyatuan dua insan, melainkan juga simbol harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Setiap prosesi memiliki makna mendalam:

  • Kesucian → pengantin diibaratkan sebagai raja dan ratu sehari, lambang penyatuan yang luhur.

  • Kerukunan → prosesi menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong keluarga.

  • Doa dan restu → setiap tahap adalah doa agar rumah tangga sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Baca juga : Tips Menjaga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah di Era Modern


Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Jawa

1. Siraman

Dilaksanakan sehari sebelum akad, calon pengantin dimandikan air kembang oleh orang tua dan sesepuh. Maknanya adalah penyucian diri lahir dan batin.

2. Midodareni

Malam menjelang pernikahan, calon pengantin putri “dikunjungi” bidadari (midodareni). Filosofinya adalah menjaga kesucian dan ketenangan hati calon pengantin.

3. Ijab Kabul

Prosesi inti akad nikah sesuai syariat Islam, disaksikan keluarga dan kerabat. Dalam adat Jawa, ijab kabul tetap dilakukan sederhana tapi penuh kekhidmatan.

4. Panggih (Temu)

Upacara mempertemukan kedua mempelai. Ada serangkaian prosesi di dalamnya:

  • Balangan Gantal → saling melempar sirih, simbol membuang sifat buruk.

  • Wiji Dadi → pengantin pria menginjak telur, lalu pengantin putri mencuci kakinya, simbol kesiapan menjadi kepala keluarga.

  • Kacar-Kucur → suami menuangkan beras, kacang, dan uang ke pangkuan istri, melambangkan nafkah lahir batin.

  • Dulangan → suami istri saling menyuapi, tanda kebersamaan dan saling mengasihi.

5. Sungkeman

Kedua mempelai bersimpuh dan mencium tangan orang tua, memohon restu dan doa. Filosofinya adalah bakti kepada orang tua sebagai kunci keberkahan rumah tangga.

Baca juga : Peran Mawaddah dan Rahmah dalam Rumah Tangga Islami


Busana Pengantin Adat Jawa

Pengantin adat Jawa biasanya mengenakan beskap untuk pria dan kebaya untuk wanita, lengkap dengan riasan paes di dahi. Warna hitam, emas, dan cokelat sering digunakan sebagai simbol kewibawaan, kesetiaan, dan kehangatan.


Relevansi Pernikahan Adat Jawa di Era Modern

Meski banyak pasangan kini memilih resepsi sederhana atau internasional, pernikahan adat Jawa tetap lestari. Tradisi ini menjadi identitas budaya sekaligus sarana mempererat silaturahmi antar keluarga besar. Bahkan banyak yang mengombinasikan adat dengan konsep modern agar lebih praktis namun tetap bermakna.


Kesimpulan

Pernikahan adat Jawa adalah warisan budaya yang kaya filosofi. Dari siraman hingga sungkeman, setiap prosesi mengajarkan nilai kesucian, tanggung jawab, cinta kasih, dan penghormatan kepada orang tua.

Dengan memelihara tradisi ini, pasangan bukan hanya merayakan cinta, tetapi juga melestarikan warisan leluhur yang penuh makna.

Tags:
pendidikan Sejarah

Komentar Pengguna