Pendidikan
Vini Dwi Jayati

Menumbuhkan Minat Baca Sastra di Kalangan Pelajar

Menumbuhkan Minat Baca Sastra di Kalangan Pelajar

28 Oktober 2025 | 20:25

Keboncinta.com-- Apakah pelajar masa kini masih suka membaca karya sastra? Atau justru lebih tertarik membaca media sosial? Karya sastra yang bisa dinikmati pelajar sangat beragam, seperti cerpen, puisi, novel, hikayat, dan drama. Semua karya tersebut dapat kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Membaca karya sastra bukan sekadar hiburan, tetapi juga cara untuk melatih empati, memperkaya bahasa, serta menumbuhkan cara berpikir kritis.

Rendahnya Minat Baca Sastra di Kalangan Pelajar

Beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya minat baca sastra antara lain:

  1. Kurangnya waktu karena padatnya tugas sekolah.
  2. Anggapan bahwa sastra itu “membosankan” atau “sulit dipahami”.
  3. Minimnya pengenalan terhadap karya sastra yang menarik dan relevan dengan kehidupan pelajar.
  4. Metode pembelajaran sastra di sekolah masih terlalu fokus pada teori, bukan pada pengalaman membaca yang menyenangkan.

Banyak siswa membaca karya sastra hanya karena tugas, bukan karena rasa ingin tahu terhadap isi cerita.

Manfaat Membaca Karya Sastra

Padahal, membaca karya sastra memiliki banyak manfaat yang luar biasa, lho! Di antaranya:

  1. Menumbuhkan kepekaan emosional dan empati.
  2. Mengembangkan kemampuan berbahasa dan menulis.
  3. Melatih imajinasi dan daya pikir kritis.
  4. Menambah wawasan budaya dan nilai kehidupan.
  5. Membentuk karakter dan kepribadian yang reflektif.

Lewat karya sastra, pelajar dapat memahami isi dan pesan yang terkandung dalam cerita, bahkan menjadikannya sumber motivasi diri.

Cara Menumbuhkan Minat Baca Sastra di Kalangan Pelajar

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca sastra, di antaranya:

  1. Mengenalkan karya sastra yang sesuai dengan usia dan zaman, seperti cerpen remaja modern, novel ringan, atau puisi digital.
  2. Mengadakan kegiatan literasi seperti pojok baca sastra, lomba resensi cerpen, pembacaan puisi, atau hari membaca bersama.
  3. Mengajak guru mengajar sastra secara kreatif, misalnya lewat film, drama pendek, atau media sosial.
  4. Mendorong siswa menulis karya sastra mereka sendiri agar tumbuh rasa memiliki terhadap sastra.
  5. Menghubungkan sastra dengan kehidupan nyata agar terasa relevan dan menyenangkan.

Ketika siswa menemukan bahwa cerita dalam cerpen bisa menggambarkan perasaan mereka sendiri, di situlah minat baca mulai tumbuh.

Dengan menumbuhkan minat baca sastra sejak dini, kita tidak hanya melahirkan pembaca yang cerdas, tetapi juga manusia yang berempati dan berbudaya. Sebab lewat sastra, pelajar tak hanya belajar tentang kata, tetapi juga tentang kehidupan itu sendiri.

Tags:
Minat Baca Bahasa Indonesia Karya Sastra Literasi Sastra

Komentar Pengguna