Dari Musuh Bebuyutan Menjadi Tameng Islam: Kisah Umar bin Khattab

Pada masa awal dakwah Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai salah satu musuh terbesar Rasulullah dan para pengikutnya. la adalah seorang bangsawan Quraisy dari BaniAdi, gagah, keras, dan tegas. Dikenal sangat cerdas dan kuat, Umar tumbuh sebagai pemuda yang disegani dan ditakuti. la adalah seorang peminum, petarung, dan sering menjadi juru damai dalam pertikaian antar kabilah. Namun hatinya keras terhadap Islam.
la menganggap ajaran Muhammad memecah belah bangsa Quraisy dan mencemarkan agama nenek moyang. Karena itu, ia sering menyiksa budak dan pengikut Rasulullah. Bahkan, suatu hari ia menyarungkan pedangnya dan berkata, "Aku akan membunuh Muhammad!"
Dalam perjalanannya menuju rumah Rasulullah, ia bertemu seseorang dari kaumnya yang berkata, "Bagaimana mungkin kau akan membunuh Muhammad sementara adikmu sendiri telah masuk Islam?"
Umar terdiam. Dengan amarah yang menggelegak, ia berbelok menuju rumah adiknya, Fatimah binti Khattab, dan suaminya, Said bin Zaid. Di sana, ia mendengar mereka membaca Al-Qur'an dari lembaran Surah Thaha. Umar masuk dengan marah, menghajar Said hingga berdarah. Fatimah mencoba melindungi suaminya, namun turut dipukul hingga berdarah.
Namun saat melihat darah di wajah adiknya, hati Umar mulai luluh. la meminta untuk membaca lembaran yang tadi mereka baca. Setelah membasuh dirinya, ia membaca firman Allah:
"Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." (QS. Thaha: 14)
Tubuh Umar gemetar. Dadanya terasa sesak. Hatinya bergetar. la menangis.
la segera berlari menuju rumah Rasulullah, mengetuk pintu dengan keras. Para sahabat di dalam merasa waspada. "Itu Umar," kata mereka ketakutan. Namun Rasulullah "Jika ia datang dengan niat baik, biarkan ia masuk." bersabda,
Saat Umar masuk, ia memandang Rasulullah dan berkata dengan suara bergetar:
"Wahai Rasulullah, aku datang untuk bersyahadat dan mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya."
Takbir menggema di rumah itu.
Tags:
SejarahKomentar Pengguna
Recent Berita

Sidogiri: Evolusi Pesantren yang Tak Pernah P...
22 Jul 2025
Hari Anak Nasional: Sejarah, Filosofi, dan Pe...
22 Jul 2025
Habib Hasan Assyatiri: Jejak Wibawa dan Karom...
22 Jul 2025
Jembatani Masyarakat Adat dengan Teknologi, K...
22 Jul 2025
Kemkomdigi Bangun Fondasi Modern Berbasis Dat...
22 Jul 2025Implementasi dan Materi Pokok Kurikulum Berba...
22 Jul 2025
Menanamkan Nilai Kemanusiaan Sejak Dini: Prin...
22 Jul 2025
Landasan Kurikulum Berbasis Cinta: Perspektif...
22 Jul 2025
Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta: Menghidupk...
22 Jul 2025
Mendekatkan Diri pada Allah: Panduan Praktis...
22 Jul 2025.jpeg)
Kemendiktisaintek Buka Beasiswa PDCP 2025, Be...
22 Jul 2025
Jejak Langkah Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki...
22 Jul 2025
Ajak Media Tulis Informasi Akurat mengenai Se...
22 Jul 2025
Misteri Karomah Mbah Hamid Pasuruan: Wali yan...
22 Jul 2025
Komitmen Jaga Generasi Emas Penerus Bangsa, S...
22 Jul 2025
Tubuhmu Berbicara: Jangan Abaikan Isyaratnya!
22 Jul 2025
Perkuat Hubungan Bilateral, Menag Terima Kunj...
22 Jul 2025
Menyelami hakikat dalam kehidupan; konsep wuj...
22 Jul 2025
Lebih dari 219 Ribu Kuota Tersedia, KemenPANR...
22 Jul 2025