Jembatani Masyarakat Adat dengan Teknologi, Komdigi Kawal Pengembangan Literasi Digital di Kasepuhan Gelar Alam Sukabumi

Keboncinta.com-- Tak hanya sekadar koneksi internet, untuk masyarakat adat Kasepuhan Gelar Alam, teknologi merupakan penghubung antara tradisi dan masa depan. Untuk hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) hadir mengawal pengembangan literasi digital agar tumbuh selaras dengan akar budaya lokal.
Kunjungan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria ke tengah hutan di kaki Gunung Halimun-Salak, Sukabumi, Jawa Barat, bukan sekadar seremonial. Ia menyaksikan langsung semangat warga adat Kasepuhan Gelar Alam menjaga warisan leluhur seraya membuka diri terhadap teknologi yang kian maju.
“Saya kira dengan melihat kondisi yang ada di Kasepuhan Gelar Alam, terutama antusiasme masyarakat untuk menggunakan internet, tepat sekali kalau program literasi digital ini bisa masuk ke sini. Bukan hanya berhenti di tingkat bagaimana menggunakan, tetapi juga bagaimana memanfaatkannya untuk mensejahterakan,” ungkap Wamenkomdigi di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (18/07/2025).
Nezar berpendapat bahwa literasi digital yang dimaksud bukan hanya soal kecakapan teknis, tapi tentang menggunakan internet dengan bijak, menjaga nilai-nilai adat, dan menghindari benturan budaya di tengah derasnya informasi global.
“Internet membuat masyarakat adat tersambung dengan dunia luar, dan tentu saja ada banyak nilai-nilai yang mungkin akan berbenturan. Karena itu dibutuhkan literasi digital agar masyarakat sadar bagaimana cara menggunakan internet yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya.
Wamenkomdigi melihat potensi besar dalam pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ia mendorong agar masyarakat adat diberikan pelatihan lanjutan, termasuk dalam mengakses teknologi seperti tiny AI, machine learning pertanian, atau mikrohidro untuk energi.
“Tentu saja kita akan tingkatkan juga dengan upskilling. Teknologi harus tepat guna dan punya makna di kehidupan sehari-hari masyarakat adat,” tuturnya.
Menurut Nezar, langkah yang dilakukan masyarakat adat Gelar Alam memang patut menjadi inspirasi. Jauh dari hiruk pikuk kota, mereka mampu menarik kabel fiber optik menembus hutan—bukan untuk mengubah jati diri, tapi untuk membuka peluang.
“Coba bayangkan, di tengah hutan ini ada seutas fiber optik yang menghubungkan ribuan warga dengan informasi terbaru,” ungkapnya kagum.
Nezar Patria menyampaikan penghormatan kepada Ketua Adat Kasepuhan Gelar Alam Abah Ugi Sugriana Rakasiwi, yang memimpin warga mengelola internet secara mandiri, selaras dengan nilai adat. Di Kasepuhan, internet tidak liar—ia dibatasi, disaring, dan dimaknai.
“Kami memberikan apresiasi tinggi kepada Abah Ugi. Di sini, internet dijalankan sebagai internet sehat, karena warga menyaring informasi sesuai batasan adat. Ini bisa menjadi contoh bagi komunitas lain,” tuturnya.
Sesepuh setempat, Abah Ugi menyambut baik dukungan pemerintah. Menurutnya, internet bukan musuh adat, melainkan alat memperluas suara masyarakat adat hingga ke dunia internasional dan tanpa kehilangan jati diri.
“Dulu orang mungkin tidak tahu kami ada. Sekarang, dengan internet, keberadaan masyarakat adat dikenal luas. Komunikasi lebih mudah, dan kegiatan adat terbantu,” ungkapnya.
Kemudian, ia juga menyebut Kasepuhan tengah mencoba teknologi baru seperti tiny AI. Salah satu langkah awalnya adalah memasang alat pengukur kelembaban dan stasiun air untuk mendukung pertanian tradisional. Harapannya, teknologi dan tradisi bisa hidup berdampingan.
“Kami punya perhitungan adat, seperti kalender musim tanam. Ke depan kami ingin kolaborasikan dengan teknologi supaya bisa saling melengkapi,” pungkasnya.
Internet telah hadir di Kasepuhan Gelar Alam atau Kampung Adat Gelar Alam. Masyarakat adat memanfaatkannya untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan kekayaan adat serta tradisi mereka.
Hal tersebut menjadi langkah nyata pelestarian budaya dengan membuka pintu bagi promosi pariwisata berbudaya, dan menjadi jembatan edukasi penting bagi masyarakat luas tentang kearifan lokal yang tetap dijunjung tinggi.***
Sumber: Komdigi RI
Tags:
teknologi berita nasional KomdigiKomentar Pengguna
Recent Berita

Memahami Prinsip Pembentukan Molekul dalam Il...
23 Jul 2025
Apa Saja Perbedaan Fabel Klasik dan Fabel Mod...
23 Jul 2025
Memahami Perbedaan Teks Deskriptif dan Lapora...
23 Jul 2025
Describing People dalam Bahasa Inggris: Struk...
23 Jul 2025
Descriptive Text dalam Bahasa Inggris Pengert...
23 Jul 2025
Memahami Isi Hati Lewat Lirik Lagu Sebuah Sen...
23 Jul 2025
Panduan Cara Mencari KPK dan FPB Lengkap deng...
23 Jul 2025
Posisi Geografis dan Astronomis ASEAN yang Me...
23 Jul 2025
Komponen Fisik dan Batin sebagai Pembentuk Ke...
23 Jul 2025
Menghitung Bunga dengan Cepat untuk Kebutuhan...
23 Jul 2025
Membentengi Diri dari Ancaman Gaib: Panduan L...
23 Jul 2025
Lapisan Ozon Menipis Ini Proses dan Akibatnya...
23 Jul 2025
Rahasia Karomah: Kisah-Kisah Ajaib Wali Allah...
23 Jul 2025
Komponen Intrinsik dan Ekstrinsik yang Menyus...
23 Jul 2025
Langkah Mudah Belajar Describing Things untuk...
23 Jul 2025
Fakta Menarik Tentang Perbedaan Gerhana Bulan...
23 Jul 2025
Kendala Infrastruktur Hambat Adopsi Mobil Lis...
23 Jul 2025
Ragam Teknik Teater yang Menentukan Kualitas...
23 Jul 2025
Potensi Kekayaan Tanah di Indonesia dan Tanta...
23 Jul 2025