Tubuhmu Berbicara: Jangan Abaikan Isyaratnya!

Sering kita dengar kalimat pelipur lara: yang penting sehat, meski gendut atau kurus. Sebuah pembenaran yang manis. Dan kadang memang benar. Tapi tidak selalu tepat.

Karena tubuh, seperti puisi, punya tanda-tanda. Ia tak selalu bicara, tapi selalu memberi isyarat. Terlalu gemuk bisa berarti ada yang tertimbun: gula, lemak, atau mungkin kesedihan yang dilampiaskan lewat makanan. Terlalu kurus bisa berarti ada yang hilang: gizi, energi, atau mungkin beban yang terlalu berat dipikul diam-diam.

Tubuh bukan sekadar bentuk. Ia adalah cermin dari apa yang kita konsumsi, lahir dan batin. Maka jangan buru-buru bangga hanya karena merasa sehat. Bisa jadi itu hanya belum sakit.

Introspeksi bukan berarti minder. Tapi tahu bahwa tubuh bukan papan iklan, melainkan alarm. Ia berbunyi pelan, lewat detak jantung, nafas pendek, atau timbangan yang tak lagi ramah. Dan seperti alarm, ia tidak muncul untuk diabaikan.

Karena tubuh tidak pernah bohong. Yang sering berbohong adalah kita—saat berdalih bahwa ini semua baik-baik saja. Padahal tidak.