Banyak Mitos Bulan Muharam yang Hidup di Masyarakat, Komisi Fatwa MUI Berikan Penjelasannya, Simak Baik-baik!

Keboncinta.com-- Banyak mitos mengenai bulan Muharam yang beredar di tengah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Komisi Fatwa MUI mengimbau umat Islam agar tidak meyakini terkait sejumlah mitos di bulan Muharram yang dianggap sebagai bulan dengan hari-hari sial di dalamnya, atautidak boleh berpergian, menggelar hajatan, dan lain-lain.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda, menjelaskan bahwa sebagai Muslim yang menjaga kesahihan akidah dan kepercayaan kepada Allah SWT, umat Islam harus meyakini bahwa semua hari dan bulan tidak ada hari sial.
"Sebagai Muslim yang menjaga kesahihan akidah dan kepercayaan kepada Allah SWT, kita harus meyakini bahwa semua hari dan bulan itu tidak ada yang sial. Hari Senin sampai Ahad itu sama, bahkan ada keutamaan misalnya hari Jumat sebagai sayyidul ayyam (penghulu hari)," jelasnya.
Kiai Miftah juga menjelaskan, hari Jumat dalam syariat Islam, dianggap sebagai hari raya pekanan, yang mendorong umat Muslim untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Alquran, dzikir dan qiyamul lail pada malam Jumat.
"Dalam tradisi Jawa ada yang mengibaratkan hari yang menakutkan apalagi Jumat Keliwon. Ini tidak sesuai kepercayaan dan keyakinan agama Islam," ungkapnya.
Ia menambahkan, umat Muslim di Indonesia tidak lepas dari sosiologi, khususnya masyarakat Jawa, bahwa di bulan Muharam ada mitos-mitos yang telah hidup sebelum Islam datang ke Nusantara.
"Kita tidak bisa terlepas dari itu, sebagai Muslim yang baik, kita meyakini bahwa hal itu tidak dibenarkan dalam keyakinan agama," terangnya.
Kemudian, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, mengingatkan pentingnya memuliakan bulan Muharam dengan memperbanyak amal kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan.
“Kenapa dinamakan Muharam? Karena bulan ini dimuliakan oleh Allah SWT. Pada bulan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk kezaliman,” tuturnya.
Pada bulan Muharam ini, umat Muslim dianjurkan memperbanyak ibadah, menjauhi kemaksiatan, serta menjadikan Muharam sebagai momentum untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
“Karena bulan ini mulia, maka semua umat Islam harus memuliakannya dengan kebaikan. Umat Islam juga dilarang melakukan kemaksiatan maupun kezaliman,” ungkapnya.
Di tegaskan Kiai Zubaidi, larangan berbuat zalim berlaku sepanjang waktu, namun pada bulan haram larangan itu lebih ditekankan. Sebagaimana ditegaskan dalam Alqurannul Karim.***
Sumber: MUI
Tags:
pendidikan MUI Khazanah IslamKomentar Pengguna
Recent Berita

MASUK SURGA KARENA BERSAHABAT DENGAN ORANG SH...
09 Jul 2025
Tidak Enak, Bukan Landasan Kebaikan, Melainka...
09 Jul 2025
Takdir dan Usaha: Dua Sisi Mata Uang yang Tak...
09 Jul 2025
Air Mata Aisyah Antara Rasulullah, Abu Bakar...
09 Jul 2025
Integrasikan Masjid Masuk Rencana Pembangunan...
09 Jul 2025
Buka Kegiatan Saraloka Kemasjidan dan BKM 202...
08 Jul 2025
Komisi VIII DPR RI Setuju atas Usulan Anggara...
08 Jul 2025
Rahasia Ilmu Barakah: Meniru Kesantrian Dulu...
08 Jul 2025
Heboh Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Pusat Beri...
07 Jul 2025
Gengsi Lintas Jenjang! Lomba Olahraga Dwi Pek...
07 Jul 2025
Banyak Mitos Bulan Muharam yang Hidup di Masy...
07 Jul 2025
Kemenag Perkuat Kerja Sama dengan Kementerian...
07 Jul 2025
Ramai Soal Rombel 50 Siswa di Jabar, Sebenarn...
07 Jul 2025
SYAIKH ABDUL QODIR AL-JILANI
07 Jul 2025
Tiba di Rio de Janeiro untuk Hadiri KTT BRICS...
07 Jul 2025
Air Mata Utsman Jalan Menuju Surga
07 Jul 2025
Demi Umatku, Aku Rela tidak makan
07 Jul 2025
BRICS Tegaskan Akar Non-Blok di Tengah Krisis...
07 Jul 2025
Yayasan Pesantren Kebon Cinta Gelar Syukuran...
07 Jul 2025