Keboncinta.com-- Menurut Nila, tujuan dari self love bukan hanya membahagiakan diri sendiri, tetapi juga harus tetap toleran terhadap orang lain. Kebahagiaan dan kesejahteraan diri bisa tercapai tanpa harus mengorbankan orang lain. Lalu, mengapa akhir-akhir ini self love begitu populer, terutama di media sosial? Banyak anak muda menggunakan istilah ini sebagai alasan untuk membahagiakan diri. Pertanyaannya, apakah self love hanya sekadar tren, atau memang kebutuhan nyata bagi setiap orang?
Apa Itu Self Love?
Secara sederhana, self love berarti mencintai, menerima, dan menghargai diri sendiri. Hal ini berbeda dengan sikap egois atau mementingkan diri sendiri. Namun, banyak orang masih salah paham. Contohnya, ketika seseorang percaya pada kemampuannya dan lebih mengandalkan insting sendiri tanpa meminta pendapat orang lain, sering dianggap “sok bisa sendiri” atau “nggak butuh bantuan orang lain.” Padahal, itu bagian dari kepercayaan diri yang sehat.
Self Love sebagai Kebutuhan
Fenomena self love banyak dibicarakan di kalangan anak muda, terutama lewat media sosial. Hal ini dianggap penting karena dapat menjaga kesehatan mental, menstabilkan emosi, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengurangi stres dengan melakukan hal-hal yang disukai. Orang yang mampu menerapkan self love juga cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.
Tantangan dalam Menerapkan Self Love
Meskipun bermanfaat, menerapkan self love bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan yang sering muncul antara lain:
Padahal, self love sejatinya dilakukan untuk menjaga kewarasan dan keseimbangan diri.
Cara Menerapkan Self Love dengan Sehat
Lalu, apakah self love penting? Jawabannya, sangatlah penting. Self love bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan agar hidup lebih sehat, seimbang, dan bahagia. Dengan mencintai diri sendiri secara sehat, kita bisa lebih menghargai diri sekaligus tetap peduli pada orang lain.